ELEKTRO INDONESIA            Edisi ke Empat Belas, Agustus 1998 
TELEKOMUNIKASI 

Pasar yang Menjanjikan Bagi CDMA di Kawasan Asia

Gelombang pertama telpon bergerak pada dasawarsa 1990 an ditumjukkan dengan munculnya GSM di Eropa dan di beberapa negara lainnya di dunia. Tetapi ketika Asia sebagai pasar telpon bergerak terbesar dunia menampakkan permintaan akan sellular, terdapat teknologi-teknologi lain yang dapat dipilih. Berdasarkan sudut pandang ini, ancaman pada GSM dari teknologi-teknologi berbasis teknologi CDMA adalah lebih besar di manapun juga terutama di pasar-pasar tersibuk di Asia. Di sini CDMA siap menyajikan tidak hanya pada sellular tetapi juga dalam layanan pasar-pasar jaringan lokal nirkabel ('wireless local loop markets').

Ledakan permintaan untuk komunikasi nirkabel di Asia-Pasifik akhir-akhir ini merupakan langkah unik bagi perkembangan teknologi di suatu kawasan. Tidak seperti di negara-negara barat, dimana penggunaan nirkabel hanya sebagai tambahan pelayanan bagi telpon konvensional yang infrastrukturnya telah terbangun sejak 100 tahun yang lalu, Asia memanfaatkan komunikasi nirkabel sebagai dasar untuk pelayanan komunikasi universal yang penting sekali untuk pengembangan ekonomi di masa depan.

Tekanan yang kuat yang ditandai dengan permintaan layanan telpon lebih dari 3 juta orang mengandung arti bahwa layanan Asia harus melampaui yang mampu disajikan oleh sistem fixed-line. Jaringan saluran untuk jarak jauh agak mahal dan lambat pelaksanaannya, khususnya di negara-negara seperti Indonesia dan Filipina, yang banyak pulaunya atau di Cina yang daerah daratannya sangat luas.

CDMA di Asia

Perluasan sistem telpon nirkabel dimulai pada era yang sama, dan sangat dipercepat pada akhir dasawarsa 1980 an dan awal dasawarsa 1990 an, dengan diperkenalkannya sistem digital, pertama-tama oleh GSM, kemudian CDMA. Hanya 2 tahun setelah peluncurannya secara komersial di Asia, CDMA menjadi luas digunakan diseluruh daerah, dan pengalaman ini mendorong pertumbuhan yang sangat pesat.

Sistem sellular CDMA komersial di luar Amerika Serikat pertama kali diluncurkan di Hong Kong pada bulan September 1995, oleh Hutchison Telecom. Jaringan ini sekarang mempunyai kira-kira 190 cell sites dan langganannya hampir mencapai 150.000. Pengaruh yang lebih besar dibuat ketika Korea Selatan, yang secara nyata menggunakan CDMA sebagai standar nasional, memulai pengoperasiannya pada bulan Januari 1996, dan berkembang sangat cepat, sekarang ini telah mencapai 5 jaringan.
 
 

Tabel 1
Celluler Service Revenues  (US$ millions)
Negara 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 CAGR 96-01
Cina 
Hong Kong 
Indonesia 
India 
Korea 
Malasia 
Philipina 
Singapura 
Taiwan 
Thailand 
Vietnam
144 
475 


249 



586 

0
437 
479 
20 

396 
258 
45 
109 
698 
202 
3
989 
544 
46 

726 
411 
77 
127 
793 
334 
11
1.546 
704 
105 

1.206 
655 
152 
164 
1.011 
513 
27
2.410 
909 
242 
97 
1.959 
892 
276 
206 
1.171 
676 
56
3.983 
1.301 
508 
227 
2.754 
1.101 
410 
276 
722 
752 
96
5.821 
1.542 
824 
500 
3.791 
1.172 
556 
369 
1.013 
808 
147
6.851 
1.780 
1.144 
887 
4.511 
1.353 
688 
429 
1.476 
879 
202
7.909 
1.932 
1477 
1428 
5173 
1483 
799 
482 
2038 
938 
248
8.487 
1998 
1791 
2143 
5766 
1587 
902 
524 
2581 
977 
286
28.6% 
17.0% 
49.3% 
85.9% 
24.1% 
12.2% 
26.7% 
20.6% 
17.1% 
7.7% 
38.5%
 

Cina diharapkan memasuki pasar sellular terbesar di dunia pada awal tahun 2000. Beberapa teknologi telpon nirkabel telah digunakan, tetapi belakangan pada pengembangannya teknologi CDMA berada di garis depan. Uji coba sellular CDMA sedang berlangsung di Guangzhou dengan 20.000 pengguna, dan di Beijing untuk 45.000 pengguna. Uji coba lapangan juga tengah berlangsung di Shanghai dengan 50.000 pengguna, dan di Xi'an bagi 12.000 pengguna. Rencana Cina meliputi penggunaan CDMA untuk mendukung keberadaan jaringan AMPS yang telah ada di 20 kota sepanjang pesisir pantai barat.

Di Jepang, jaringan CDMA akan dimulai pengoperasiannya pada kuartal ke 2 tahun 1998, dioperasikan oleh IDO di Tokyo dan DDI di Osaka. NTT DoCoMo juga memanfaatkan teknologi CDMA, untuk pelayanan-pelayanan telekomunikasi generasi berikutnya.

Di Korea Selatan, SK Telecom saat ini mempunyai 3 juta pelanggan, dan Shinsegi Telecom pelanggannya kira-kira mencapai 1,1 juta. Sebagai tambahan 3 operator PCS dengan cepat meraih 1,2 juta pelanggan sejak mereka memasarkan sistem 1700 Mhznya pada bulan Oktober 1997.

Di Filipina, Ex Telecom mengubah jaringan N-AMPS yang ada di Manila ke CDMA 800 MHz, sementara PilTel meluncurkan CDMA di Manila dan Cebu, dimana jaringan juga akan memberikan pelayanan telpon tetap nirkabel di pulau-pulau yang ada disekitarnya.

Penguasa telekomunikasi di Thailand menyebarkan sebuah jaringan CDMA 800 MHz pada awalnya dengan 69 'cell sites' melayani 150.000 pelanggan, mencakup Bangkok dan sekitarnya. Di Indonesia, PT Komselindo memperkenalkan jaringan 800 MHz untuk melayani Jakarta, Bandung, Menado, Ujung Pandang, Medan dan Banda Aceh.

Walaupun GSM unggul lebih awal dalam penyediaan sistem jelajah (roaming), CDMA juga mempunyai spesifikasi teknologi roaming, termasuk standar IS4IC untuk mengidentifikasi pelanggan bergerak/mobile internasional, termasuk mengidentifikasi pelanggan sementara. Bagi masyarakat bisnis di banyak negara Asia, tersedianya sistem roaming standar Amerika adalah sangat penting, dan itu diartikan bahwa sekarang ini secara umum Amerika Serikat lebih suka menggunakan CDMA dari pada GSM.

Dalam jangka panjang, CDMA dan teknologi-teknologi lainnya seperti GSM akan dibandingkan berdasarkan pada biaya total per pelanggan dari jaringan infrastruktur dan harga pesawat telponnya (handsets), untuk menentukan biaya yang dikeluarkan perbulannya. Pada awalnya GSM lebih unggul dari segi ekonomi, tetapi sekarang CDMA telah mampu menyainginya.

Adaptasi CDMA di Asia

Pada awalnya, CDMA muncul dari teknologi militer Amerika Serikat dan dikhususkan pada standar IS-95. Beberapa paten pada jaringan-jaringan yang ada sekarang yang berbasis pada teknologi CDMA ini dimiliki oleh Qualcomm Inc, sehingga para pembuat peralatan harus membayar royalti kepadanya. Meskipun begitu, Asia lebih awal menggunakan CDMA dan beberapa perusahaan di negara Asia menginvestasikan penghasilannya bagi perkembangan teknologi tersebut, sekaligus mendaftarkan hak-hak paten yang ada .

Pada akhir dasawarsa 1980 an, pemerintah Korea mendorong industri telekomunikasi dalam negerinya untuk menggunakan teknologi digital tunggal menggantikan keberadaan sistem analog. Pusat riset dan pengembangan nasional, ETRI, bersama-sama dengan perusahaan telekomunikasi dalam negeri yang unggul menyadari bahwa pabrik-pabrik di luar negeri menekuni teknologi GSM, yang teknologinya relatif lebih maju. Sementara teknologi CDMA yang merupakan teknologi baru, memulai fase pengembangan komersialnya.

Bulan Januari 1991, handset CDMA pertama telah dikirim ke operator jaringan lokal, STI. Sejak itu, jumlah pelanggan meningkat lebih dari 4 juta. Dengan pengalaman ini, Korea Selatan juga telah menjadi pemasok untuk pasar-pasar luar negeri lainnya, melayani seluruh komponen-komponen utamanya meliputi mobile switching center, sistem-sistem penerima di base station, dan peralatan home location registers, ke operator-operator luar negeri di Rusia dan Cina.

Artikel lanjutan : Sistem Komunikasi Broadband CDMA di Asia.... 


[ Sajian Utama ] [ Sajian Khusus ]
[KOMPUTER] [KENDALI] [ENERGI] [INSTRUMENTASI] [MULTIMEDIA]

Please send comments, suggestions, and criticisms about ELEKTRO INDONESIA.
Click here to send me email.
[ Halaman Muka
© 1996-1998 ELEKTRO Online.
All Rights Reserved.