ENERGI
ELEKTRO INDONESIA Nomor 2, Tahun I, Januari 1994

[ Daftar Isi ]
[ Nomor 1 ]
[ Nomor 3 ]
[ Nomor 4 ]
[ Nomor 5 ]
[ Nomor 6 ]
[ Nomor 7 ]
[ Nomor 8 ]
Sumber Daya Nasional dan Peran Swasta dalam Pembangkit Listrik Thermal 
 

Kebutuhan Listrik Nasional

Dalam rangka mengantisipasi pertumbuhan listrik yang diakibatkan oleh pertumbuhan ekonomi nasional sekitar 6.2%, maka sampai dengan tahun 2002/2003 telah dipersiapkan perkiraan perkembangan kebutuhan listrik Nasional sebagaimana ditunjukkan dalam Tabel-1.
 Tabel-1 Prakiraan Kebutuhan Listrik Nasional
PLN Demand Unit 1993/94 1998/99 2002/03
1. Java-Bali System -energy
-Peak Load
(GWh)
(MW)
43,400
6,512
78,400
13,373
112,700
18,832
2. Outside Java -energy
-Peak Load
(GWh)
(MW)
19,500
3,900
36,900
7,011
58,500
10,530
3. Total Indonesia -energy
-Peak Load
(GWh)
(MW)
63,300
10,412
115,300
20,384
171,200
29,362

Untuk memenuhi kerkiraan kebutuhan listrik tersebut telah dibuat Prakiraan Pembangunan Pembangkitan sampai dengan Tahun 2002/2003 seperti dituangkan pada Tabel-2 dan Tabel-3.
 
Tabel 2
Prakiraan Pembangunan Sarana Pembangkitan Jawa-Bali
Tambahan 97/98 98/99 99/00 00/01 01/02 02/03
Jawa-Bali
PLTA
PLTP
PLTU b. bara
PLTGU
PLTG

533
165
600
280
0

26
0
0
0
0

0
55
0
0
400

0
0
800
0
0

1360
0
0
0
0

0
0
0
0
0

Total 26 455 800 1.360 0 0
 
 
Tabel3
Prakiraan Pembangunan Sarana Pembangkitan di Luar Jawa-Bali
Tambahan
Di luar Jawa Bali
97/98 98/99 99/00 00/01 01/02 02/03
PLTA
PLTP
PLTU b. bara
PLTGU
PLTG
PLTD
142
2
165
132
340
74
202
0
65
280
100
73
223
18
330
0
140
0
483
0
65
0
60
0
482
0
0
66
65
0
445
0
0
0
155
0
Total 855 720 711 608 603 600

Terlihat peranan Pembangkit Listrik Tenaga Thermal sangat dominan sebesar 73%. Untuk pembangunan seluruh rencana kapasits terpasang tersebut maka selain PLN, juga telah diminta pada pihak swasata untuk memberikan kontribusi dalam pembangunan Pembangkit Listrik.

Sumber Daya Nasional

Sumber Daya Energi

    Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Thermal telah memakai beberapa sumber daya energi yakni :
    • Minyak
    • Batu Bara
    • Panas Bumi
    • Gas Alam
    Sesuai dengan kebijakan Pemerintah dalam hal Diversifikasi Energi, bahan bakar minyak telah dijadikan komoditi ekspor, dan dengan ketersediaan bahan bakar lain seperti batu bara, gas dan panas bumi yang cukup banyak, maka dalam pembangunan pusat listrik tenaga thermal telah dilaksanakan untuk menggunakan bahan-bahan bakar tersebut.

Sumber Daya Manusia

    Dalam pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Thermal diperlukan Sumber Daya Manusia yang mempunyai kemampuan dan pengalaman. Penanganan design dan enjiniring pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Thermal dilakukan oleh tenaga asing dan nasional. Tenaga ahli nasional terdiri dari enjinir-enjinir PLN PPE dan konsultan nasional. 

    Secara bertahap kemampuan tenaga nasional telah diberi peluang untuk ditingkatkan dengan mengikutsertakan mereka secara aktif di dalam proyek yang pendanaannya berasal dari Pemerintah dalam bentuk APBN dan APLN. 

    Untuk mencapai kemandirian dalam melaksanakan enjiniring proyek, telah mulai ditetapkan perusahaan konsultan nasional sebagai leading company dengan bantuan perusahaan asing, dengan tenaga ahli luar negeri sebagai penunjang. 

    Hal ini perlu ditindaklanjuti dengan memperbesar peranan enjinir nasional untuk semua proyek-proyek thermal sehingga secara bertahap porsi tenaga ahli luar negeri akan berkurang dan akhirnya tenaga ahli nasional menjadi "Lead Engineer". Khusus dalam pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Thermal yang dilaksanalan oleh perusahaan swasta keterlibatan Sumber Daya Manusia Nasional di bidang design dan enjiniring masih sangat kecil. Untuk ini perlu dipikirkan suatu kebijaksanaan untuk melibatkan perusahaan nasional dengan tenaga ahli nasional dalam setiap Proyek Listrik Swasta. Namun di pihak lain, penyediaan tenaga-tenaga enjinir nasional yang cukup dan berkualitas masih sangat terbatas. Perlu langkah-langkah yang pasti untuk peningkatan jumlah dan kualitasnya. 

    Dalam hal enjiniring bidang manufacturing dan konstruksi dialami pula hal sama.

Pabrik/Manufacturing

    Dalam pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Thermal sudah banyak peran serta Pabrikan Nasional yang mempunyai spesialisasi, antara lain pekerjaan Pabrikasi Boiler/Heat Recovery Steam Generator (HRSG), Condenser, Feed Water Heater, Cooling Water Piping, Structural Steel, Ducting, Critical Piping, Coal Silo, Air Heater, Coal Handling, Ash Handing dan lain-lain dan diharapkan dimulai juga dengan Turbin. Dalam surat Menteri Negara Riset dan Teknologi/Ketua BPPT No. 161/M/BPPT/IV/1994 telah diterbitkan daftar komponenpembangkit tenaga listrik yang sudah dapat dibuat di dalam negeri dan harus diperhatikan oleh PLN. 

    Data monitoring penggunaan komponen lokal dalam pembanguna proyek-proyek thermal sampai saat ini menunjukkan presentasi yang masih kecil (rata-rata 20%). 

    Ini berarti untuk masa-masa mendatang penggunaan kemampuan lokal masih perlu dikembangkan dan ditingkatkan kwantitasnya (enjiniring/manufacturing). Untuk proyek-proyek Pembangkit Listrik Tenaga Thermal yang dikelola oleh perusahaan swasta disarankan juga untuk menggunakan produksi nasional sebesar-besarnya.

Konstruksi

    Tenaga nasional telah banyak dipakai dalam pelaksanaan konstruksi dan manajemen proyek-proyek Pembangkit Listrik Tenaga Thermal dan untuk konstruksi sipil diperkirakan sudah mancapai 90%. Dalam bidang mekanikal dan elektrikal masih perlu ditingkatkan karena porsinya diperkirakan masih sekitar di bawah 50%. 

    Peningkatan ini akan terlaksana bila keterlibatan tenaga nasional secara berkesinambungan pada proyek-proyek thermal dapat direalisir termasuk juga proyek-proyek yang dikelola oleh swasta. Dengan demikian secara bertahap porsi tenaga asing akan berkurang. 

    Namun pula perlu dipersiapkan penambahan tenaga-tenaga terampil seperti pemasang (erector), pengelas (welder) dan lain-lain. Demikian pula tenaga-tenaga operatornya.

Sumber Dana

    Pembanguna proyek-proyek Pembangkit Listrik Tenaga Thermal dibiayai oleh pinjaman-pinjaman luar negeri yang berbentuk pinjaman lunak (soft loan) dan pinjaman tidak lunak (semi commercial loan) serta sebagai akibat cara pendanaan tersebut penggunaan komponen/kandungan lokal menjadi terbatas. 

    Dengan perubahan bentuk badan ussaha PLN dari Perusahaan Umum menjadi Persero, maka kesempatan bagi PLN untuk melibaatkan peranan modal masyarakat menjadi makin besar dalam bentuk pemilikan saham-saham dalam anak-anak perusahaan yang akan dibentuk. Di samping itu, PLN bersama perusahaan swasta nasional dapat membangun Pembangkit Listrik Tenaga Thermal. Hal ini akan memudahkan pemakaian dan penggunaan kemampuan nasiional mulai dari enjiniring, manufaacaturing dan konstruksi sebesar-besarnya.

Peran Listrik Swasta

Dalam menyongsong era PJPT II, untuk memenuhi kebutuhan listrik nasional yang telah direncanakan PLN, pembangunan beberapa proyek Pembangkit Listrik Tenaga Thermal diberikan kepada pihak perusahaan swasta dengan perjanjian jual beli listrik antara PLN dengan pihak swasta. 

Dari sudut pengadaan listrik, keputusan ini sudah tepat sekali, namun perlu diperhatikan keterlibatan Sumber Daya Manusia Nasional dan komponen lokal yang dapat dirasakan masih minim sekali. 

Dalam hal ini diperlukan suatu kebijaksanaan sehingga dalam peran yang demikian besar kepada pihak swasta akan diperoleh dampak yang positip terhadap pemanfaatan Sumber Daya Nasional. q 

Sumber : Kutipan makalah Dirut PLN pada Seminar Sehari yang diselenggarakan oleh BPIS dan Koperasi Dharma Profesi, 3 September 1994. 

Artikel lain
Y Percepatan Penguasaan Teknologi Pembangkit Listrik di Indonesia Konsep Dasar yang melandasi GBHN 1993 
Y Pengembangan Industri Komplementer Proyek Inkubator K3E2I  


[Daftar Isi] , [ Nomor 1 ] , [ Nomor 3 ] , [  Nomor 4 ]  , [ Nomor 5 ] , [ Nomor 6 ] , [ Nomor 7 ] , [ Nomor 8

[Home] , [Halaman Muka] , [YPTE] , [Sertifikasi Insinyur Profesional] , [Pengurus BKE-PII]

© 1996-1998 ELEKTRO Online .
All Rights Reserved.