ELEKTRO INDONESIA               Edisi ke Sembilan, Oktober 1997
KOMPUTER

TV: Pelanggan Alamiah bagi Internet?

Media-media jenis baru selalu merupakan hasil revisi pemikiran terhadap media-media jenis lama. Tak terkecuali juga dengan Internet.

Raksasa-raksasa perusahaan media dunia menghadapi suatu taruhan besar dengan munculnya media baru bernama Internet yang semakin sulit dikendalikan untuk segera:

  1. berubah bentuk lebih mirip seperti broadcasting,
  2. dapat dimanfaatkan untuk mengirim bahan-bahan yang merupakan pelengkap bagi sinyal-sinyal broadcasting,
  3. dapat dikirim melalui chanel-chanel TV satelit ataupun jaringan-jaringan TV kabel, dan
  4. dapat disajikan tidak saja pada komputer-komputer personal tapi juga pada pesawat-pesawat penerima televisi.

Sepanjang tahun 1996, berjuta-juta penyandang dana (investor) di seluruh dunia tumbuh dan mempertaruhkan dana investasinya untuk Internet. Meskipun begitu, pada tahun 1997 kondisi pasar modal menunjukkan bahwa para investor telah berhenti mempercayainya. Harapan terhadap langkah besar yang diayunkan oleh teknologi Internet turun sekitar 50% atau bahkan lebih sejak bulan Januari.

Harga-harga saham TV kabel di pasar modal telah merosot tajam untuk selama 3 tahun atau lebih pada tingkat di bawah harga saham perusahaan broadcasting jenis lain. Para pengelola industri TV kabel sekarang telah sampai pada kesimpulan bahwa mereka hanya dapat bertahan saja.

Beberapa stasiun TV satelit dan stasiun TV konvensional yang tua, selama ini telah menunjukkan kinerjanya yang sangat bagus. Tetapi perusahaan-perusahaan yang berspekulasi untuk memasuki sistem media baru harus menanggung resiko ditinggalkan oleh para penyandang dananya.

Lalu siapa yang benar? Manajemen perusahaan-perusahaan besar yang terus melanjutkan ambisi sinergi Internet-TV? Ataukah para pemegang modal perusahaan-perusahaan itu yang menangis kesakitan?

Faktanya, Internet tidak pernah berhenti melangkah dan tumbuh terus. Nyatanya tetap banyak perusahaan yang mampu menciptakan atau menikmati keuntungan dari Internet, dan juga banyak pemakai personal komputer yang sangat menyukai Internet. Tetapi hampir tidak satupun dari perusahaan yang mengambil keuntungan dari Internet tersebut, melakukan transplantasi teknologi Internet ke dalam perusahaan media yang besar (kecuali mungkin CNN, dan juga ESPN).

Dan hampir semua pemakai prsonal komputer yang begitu mencintai Internet, lebih memperlakukan Internet apa adanya tidak sebagai suatu sistem broadcasting. Mereka lebih menyukainya sebagai : sumber referensi pustaka 24 jam, media tulis (surat kabar) gratis, pojok gosip, sistem half-duplex telephone, atau sebagai sarana untuk membeli spare-part komputer.

Beberapa pengguna memang mendengarkan radio RealAudio sambil melakukan apapun yang bisa mereka lakukan dengan Internet. Tetapi meskipun begitu para pengguna saat ini nampaknya tidak terlalu menginginkan Internet menjadi seperti televisi. Mereka telah cukup puas dengan fungsi Internet sebagai, misalnya: majalah elektronik seperti saat ini, daripada berubah menjadi televisi.

Yang lebih menjadi isu saat ini adalah calon-calon pelanggan baru Internet yang potensial untuk dimanfaatkan guna dijadikan pengguna bagi jenis-jenis layanan baru yang dapat diciptakan oleh perusahaan-perusahaan media besar yang telah menginvestasikan dananya untuk teknologi Internet. Mari kita kaji jenis-jenis pelayanan baru tersebut.

Push medium vs Pull medium

Media-media jenis baru selalu merupakan hasil revisi pemikiran terhadap media-media jenis lama. Komputer memungkinkan kita untuk dapat melihat program-program audio dan video melalui software yang ada. Sekarang, televisi telah menciptakan suatu istilah baru untuk sistem media broadcasting yaitu push medium.

Dengan kata lain pengelola televisi menyodorkan (push) program-porogram pada waktu yang telah ditentukan untuk dipancarkan ke pesawat-pesawat penerima siaran, dan para pemirsa yang berminat harus mengingat jadwal siaran tersebut jika ingin menonton atau mendengarkan siaran tersebut. Sedang Internet merupakan kebalikan dari sistem tersebut, sehingga lebih cocok jika disebut sebagai pull medium. Berbeda dengan siaran TV, Internet selalu siap dengan segala materi yang ada dan bisa diakses kapanpun para pengguna menginginkannya.

Memang tidak sepenuhnya pull medium karena Internet juga mampu berfungsi melayani sebagaimana model broadcast seperti : melakukan transmisi kopi e-mail. Internet juga akan ditransformasikan sepenuhnya menjadi push medium jika perusahaan-perusahaan seperti Pointcast dan Microsoft telah terlibat dalam pengembangan teknologi Internet.

Pointcast nampaknya menjadi pendahulu dalam mengembangkan Internet menjadi push medium, yaitu dengan menciptakan software yang mampu mengirimkan berita-berita tertentu ke layar-layar komputer personal para pengguna sepanjang waktu. Perusahaan ini telah mengakui bahwa mereka sedang dalam negosiasi untuk melakukan merger dengan News Corp, dan dilaporkan telah menawarkan dana lebih dari US$400 juta kepada perusahaan sangat kecil tersebut.

Microsoft dengan perusahaan-perusahaan Internet pendukungnya seperti CompuServe, StarWare, Ziff-Davis, dan Wired Venture juga telah mendukung pengembangan Internet untuk menjadi push medium. Netscape yang merupakan pesaing utama Microsoft, telah sejak awal mencemooh konsep saingannya tersebut, dan tetap beranggapan bahwa Internet tetaplah merupakan pull medium. Presiden perusahaan Netscape, James Barksdale mengatakan "mengubah Internet menjadi push medium sama saja dengan berusaha menciptakan Internet sebagai tiruan (imitasi) dari televisi. Dan adalah merupakan hal yang tidak bagus meniru-niru televisi". Meskipun begitu, perusahaan-perusahaan televisi telah merasa terancam dengan berbagai langkah pengembangan teknologi Internet.

Salah satu jenis sajian Internet sebagai push medium yang dianggap mengancam adalah ide untuk menyajikan informasi kepada para pemirsa, khususnya kepada berjuta-juta pemirsa baru pengguna Internet melalui pesawat televisi. WebTV yang bermarkas di Palo Alto, California merupakan perusahaan yang saat ini paling dicermati oleh para ahli strategi yang ada di setiap perusahaan media besar.

Yang pertama diumumkan oleh perusahaan TV yang telah menyatu dengan program-program Internet adalah bahwa WebTV telah memiliki Web site sendiri dan melakukan perjanjian dengan para provider di sepanjang Amerika Utara untuk menjual ulang program-programnya. Perangkat keras (hardware) untuk menerima program-program tersebut diproduksi oleh perusahaan elektronika terkemuka seperti Sony dan Philips, dan dijual di pasaran dengan harga US$330.

Para pengguna yang berminat, akan membeli seperangkat peralatan (yang termasuk chip CPU, berikut modem berkecepatan 33,6 kbps). Phil Goldman, senior VP engineering dari WebTV mengatakan "Kita tinggal memasukkan kabel ke bagian belakang pesawat TV, lalu kita sambungkan saluran ke jack telpon yang ada di dinding, dan tekanlah tombol, maka anda telah masuk ke dunia Internet. Tidak ada yang bisa lebih sederhana dari itu".

Mengingat pada kenyataannya orang melihat televisi biasanya pada jarak tertentu, dan juga karena resolusi layar pesawat televisi lebih jelek daripada layar komputer personal, WebTV tidak dapat mengakses ke semua site yang ada di dalam Internet. Dan satu hal perlu dicatat bahwa 'mengakses' merupakan kesulitan baru bagi pemirsa televisi yang selama ini biasa sekedar 'menonton'. ( Di sini tidak digunakan frame atau yang selebihnya, tetapi hanya beberapa perintah berbasis pada program Java). Para pelanggan WebTV boleh jadi tidak begitu memperhatikan keterbatasan-keterbatasan ini.

Lagipula pendatang-pendatang baru dalam dunia Internet mungkin lebih suka pada program-program yang disodorkan oleh WebTV atau Pointcast daripada harus menelusuri Internet sendiri. Bayangkan kita menyaksikan suatu acara olahraga di televisi sambil sesekali berpindah ke Internet WebTV untuk mencari site program yang sesuai dengan acara yang sedang kita tonton di dalam Website di Internet. Atau kita menyaksikan acara siaran berita di televisi dan mencari berita yang lebih detil dari Internet. Betapa justru akan sangat merepotkan.

WebTV dan teknologi push medium memanfaatkan Internet untuk mengantarkan hasil yang memuaskan dari semua konsep yang ada guna mewujudkan konsep televisi interaktif yang pernah populer beberapa tahun yang lalu.

Sekarang mari kita lihat bagaimana konsep yang pernah begitu populer tersebut dapat diwujudkan diluar ujicoba laboratorium, yaitu di dalam pasar yang terbuka lebar.

Kesempatan Akhir Paling Bagus bagi TV Kabel

Konvensi Asosiasi Televisi Kabel Nasional Amerika yang diselenggarakan pada awal tahun ini di New Orleans, merupakan pertemuan terbesar tahunan bagi operator-operator TV kabel dari seluruh dunia.

Pembicaraan pada konvensi tersebut didominasi oleh kehawatiran-kehawatiran berkaitan dengan kompetisi dari sistem satelit DTH (direct-to-home). Sementara kehawatiran-kehawatiran ini mulai menghinggapi setiap saat, sekarang para operator TV kabel nyatanya telah mulai kehilangan pelanggan yang beralih ke DirectTV milik Hughes Communications.

Bahkan yang berpotensi lebih merusak dan benar-benar menjadi topik perdebatan sengit di ruang convention hall New Orleans adalah bahwa News Corp's baru saja mengumumkan suatu kesepakatan untuk menggabung (merger) American Sky Broadcasting yang dioperasikannya dengan salah satu DirectTV yang saat ini telah beroperasi (tetapi dengan pelanggan masih sangat sedikit) yaitu Echostar Communications.

Charles Ergen, salah seorang eksekutif di Echostar yang pada sekitar 15 tahun yang lalu hanya seorang pengecer kecil untuk peralatan antena, akan memiliki saham sampai 51% dan akan mengoperasikan perusahaan hasil penggabungan tersebut yang diberi nama AskyB. Saat ini beliau memproyeksikan bahwa pelanggan DTH di Amerika bisa mencapai 20 juta dalam waktu yang relatif cepat. Beberapa operator TV kabel dengan sedih dan putus asa terpaksa setuju dan mempercayainya bahwa sekarang hal tersebut bukanlah sesuatu yang mustahil.

Juga yang menjadi perdebatan ramai di New Orleans adalah ucapan presiden perusahaan Tele-Communication Inc. (TCI), Leo Hindery. Beliau mengatakan "tidak lebih dari 20% pelanggan-pelanggan kita nampaknya akan beralih membeli pelayanan-pelayanan digital".

Oleh karena itu, sederetan chanel digital yang telah dikembangkan dan saat ini telah tersedia dan dioperasikan oleh TCI tetapi hanya dalam skala ujicoba di Connecticut, nantinya akan menarik harga langganan sebesar US$65 per bulan. Sedang pelayanan standar oleh TCI untuk sistem yang sedang ujicoba hanya dijual dengan harga US$25 per bulan.

Hindery mengatakan hanya 5 juta pelanggan TCI yang diberi peluang untuk mengakses kira-kira sampai 200 chanel pelayanan digital untuk jangka pendek ke depan. Sedang sisanya yang mencapai lebih dari 11 juta pelanggan untuk sementara nampaknya tidak bisa dilayani.

Makna dari semua perdebatan yang terjadi selama berlangsungnya konvensi di New Orleans ini, menurut Hindery, adalah perlunya memperbarui kepercayaan pada modem-modem TV kabel sambil berharap munculnya sang juru selamat bagi keberadaan TV kabel.

Sebagai pelengkap proyeksi yang diberikan oleh TCI dan operator-operator perusahaan TV kabel besar yang lain, setelah penundaan bertahun-tahun, lebih dari 2 juta rumah di Amerika Utara harus dapat mengakses paling tidak 1 dari 3 layanan utama yang disajikan lewat Internet melalui modem-modem TV kabel pada akhir tahun ini. (Ketiga perusahaan yang melayani sistem ini adalah @Home yang didukung oleh TCI, Cox, dan Comcast; Road Runner dengan pendukung tunggalnya Time Warner; dan Optimum Online milik Cablevision Systems).

Dengan TV digital, tidak lebih dari 20% rumah-rumah diharapkan untuk berlangganan, tetapi dengan perkiraan biaya instalasi sekitar US$75 sampai US$150, dan biaya langganan sebesar US$35 per bulan, modem-modem TV kabel harus dapat meraup keuntungan yang besar. Sistem ini juga harus dapat sangat menarik minat.

Saat ini, sekitar 20% rumah-rumah di Amerika telah berlangganan Internet. Modem-modem TV kabel memungkinkan mereka untuk online 40 kali lebih cepat dari sekarang untuk harga yang hanya 2 kali lebih mahal dibanding harga saat ini yang kecepatan modemnya hanya 28,8 kbps untuk pelayanan Internet ke rumah-rumah. (Mereka menjanjikan kecepatan modem mencapai 10 Mbps pada pelayanan downstream dan kecepatan modem 128 kbps untuk pelayanan upstream).

Jika perusahaan-perusahaan TV kabel dapat membangun sistem pelayanan Internet dengan cepat, mereka dapat mencuri pelanggan-pelanggan milik WebTV. Perlu dicatat bahwa kedua sistem yang dioperasikan adalah tidak kompatibel. Modem-modem TV kabel juga sangat tidak kompatibel dengan Internet yang disajikan pada layar pesawat televisi.

Dennis Hayes, salah seorang CEO pada perusahaan Hayes Microcomputer Products dan sekaligus seorang penyandang dana modem, mengatakan "Modem-modem TV kabel adalah cara yang bagus untuk mentransmisikan Internet. Adalah merupakan hal yang sangat buruk untuk mentransmisikan video, paling tidak untuk beberapa tahun ke depan".

Perusahaan Hayes saat ini sedang melakukan ujicoba modem-modem TV kabel berharga murah di kampus Georgia Tech University yang berlokasi dekat dengan kantor Hayes di Atlanta. Seperti yang lainnya, Hayes berharap untuk dapat mengakses data dengan kecepatan yang bisa mencapai 10 Mbps.

Diperoleh hasil bahwa beberapa sistem broadcast digital baru diasumsikan akan dapat untuk me-running program-program MPEG 2 cukup dengan kecepatan modem 8 Mbps untuk kebanyakan program yang disajikan pada para pengguna, dan diperkirakan dengan kecepatanm 1,5 Mbps sudah cukup memadai untuk menyajikan video melalui Internet.

Tetapi Hayes mengatakan "sampai kita mendapatkan monitor-monitor komputer yang terhubung dengan pesawat penerima siaran TV dengan HDTV, anda akan membutuhkan komputer personal untuk me-run semua software guna menciptakan semua tampilan Internet nampak jadi lebih bagus".

Jika TV kabel tidak dapat dikirim dalam sistem Internet seperti yang telah dijanjikan, DTH saat ini telah siap untuk melangkah masuk di sini. Saat ini Hughes menawarkan DirectPC, yang merupakan cabang atau bagian dari sistem layanan DirectTV yang dikirim pada kecepatan 400 kbps downstream dan memerlukan sambungan telpon untuk komunikasi upstream.

Harganya masih cukup tinggi, meliputi pesawat penerima seharga US$400, biaya instalasi sekitar US$200, serta lebih dari US$130 per bulan untuk biaya langganan. Tetapi perlu dicatat bahwa DirectPC ini dirancang sebagai suatu hasil pemikiran mendalam lebih dari satu dasawarsa yang lalu. Siapa yang tahu akan secepat apakah data bisa diakses dengan sistem satelit pada generasi mendatang?

Terjemahan bebas dari "TV:A Natural Internet client?", Majalah Asia-Pacific Broadcasting, March 1997.
Oleh : Djati H Salimy


[ Sajian Utama][Sajian Khusus][Profil Elektro]

[KOMUNIKASI][KENDALI][ENERGI][ELEKTRONIKA][INSTRUMENTASI][PII NEWS]


Please send comments, suggestions, and criticisms about ELEKTRO INDONESIA.
Click here to send me email.

[Edisi Sebelumnya]
© 1997 ELEKTRO ONLINE and INDOSAT NET.
All Rights Reserved.