ELEKTRO
Nomor 34, Tahun VI,  November  2000
ENERGI

Prospek Bisnis Jasa Pelatihan Ketenagalistrikan

Home
Halaman Muka
  Sajian Utama

Komunikasi
Elektronika
Instrumentasi
Tutorial

 Listrik Murah atau Udara Bersih

Menuju PLTU Ramah Lingkungan

COGENERATOR :Alat Untuk Mengoptimalkan  Bahan-bakar Pembangkit Konvensional
 

Dalam penguasaan teknologi sistem ketenagalistrikan (pembangkitan, penyaluran, dan distribusi) diperlukan sumber daya manusia (SDM), baik tenaga terampil maupun tenaga ahli yang dapat merencanakan/merancang, membangun, mengoperasikan, memelihara dan melakukan litbang ketenagalistrikan yang dapat berkembang secara dinamis sesuai dengan tuntutan kualifikasinya. Untuk memenuhi kebutuhan SDM secara kualitatif dan kuantitatif di bidang ketenagalistrikan, perlu dikembangkan suatu jasa pendidikan dan pelatihan yang sesuai dengan jenjang kualifikasinya. Pada saat ini sudah banyak lembaga formal penyelenggara program pendidikan bidang ketenagalistrikan, yaitu sekolah kejuruan teknik listrik, jalur program diploma sampai dengan D3, dan Sl jurusan teknik listrik/mesin.  Di sisi lain, program pelatihan bidang ketenagalistrikan belum begitu banyak tersedia.  Jasa pelatihan yang sudah adapun masih terbatas pada pemenuhan kebutuhan masing-masing institusi yang bergerak di bidang ketenagalistrikan.  Dengan perkataan lain jasa pelatihan tersebut belum berorientasi kepada jenjang keahlian yang sesuai dengan kebutuhan pengguna (perusahaan) secara umum dan belum terakreditasi. Pelatihan ketenagalistrikan diharapkan memenuhi kualifikasi yang diakui secara nasional maupun secara internasional dengan imaksud untuk meningkatkan kompentensi SDM dalam rangka memenuhi tuntutan kualifikasi SDM sesuai dengan klasifikasi pekerjaannya di bidang ketenagalistrikan.

Problematika SDM
Pembangunan instalasi tenaga listrik dari tahun ke tahun semakin komplek sejalan dengan perkembangan teknologi ketenagalistrikan.  Kini, tenaga listrik tidak hanya harus memenuhi kualitas dan keandalan sistem, tetapi juga harus berwawasan lingkungan.  Tuntutan akan kualitas, keandalan dan berwawasan lingkungan tersebut mengharuskan teknologi ketenagalistrikan berkembang dari tahun ke tahun dan sebagai salah satu negara berkembang, Indonesia masih pada tahap pemakai teknologi ketenagalistrikan tersebut, walaupun dalam skala kecil sudah memiliki industri peralatan tenaga listrik. Program pelatihan diperlukan untuk setiap pegawai/petugas baik pada saat awal memasuki sebuah perusahaan maupun secara berkelanjutan mengikuti tuntutan pekerjaan.  Pelatihan diawal pekerjaan bertujuan meningkatkan kompetensi yang harus dimiliki tenaga teknik, yang merupakan persyaratan yang ditetapkan oleh perusahaan.  Pelatihan lanjutan dimaksudkan untuk meningkatkan kompetensinya ke jenjang keahlian yang lebih tinggi dibidangnya atau penyesuaian apabila ada teknologi baru yang harus ditangani dibidangnya atau membentuk kemampuan baru jika pindah bidang kerjanya.
Dengan Profil SDM di bidang ketenagalistrikan yang beraneka ragam, maka masalah yang menonjol saat ini adalah tidaklah mungkin suatu lembaga pendidikan formal secara spesifik dapat menyediakan SDM untuk memenuhi kebutuhan tersebut.  Lulusan dari lembaga pendidikan formal tidak mungkin dapat langsung mampu bekerja sesuai dengan jenjang kualifikasi tenaga teknik.  Sebagian besar program-program pelatihan bidang ketenagalistrikan belum mengacu kepada profil jenjang keahlian kebutuhan pekerjaan yang berlaku secara umum. Hal ini terutama disebabkan oleh belum adanya ketentuan yang mengatur kualifikasi tenaga kerja (SDM) selama ini. Lembaga dan program pelatihan yang ada tersebut belumlah terakomodasi secara formal dan jenjang keahlian lulusannya pun secara formal belum diakui oleh suatu lembaga berwenang dalam hal pelatihan bidang ketenagalistrikan. Mutu atau kualitas lulusan dari berbagai lembaga pendidikan yang setingkat juga masih sangat bervariasi sehingga pada saat awal memasuki pekerjaan sering dijumpai kesenjangan yang dapat menghambat tercapainya sasaran yang diinginkan. Hal lain yang juga sangat penting adalah sudah semakin terbukanya persaingan dalam memenuhi SDM yang memiliki standar kompetensi yang diakui secara regional maupun international, terutama menjelang diberlakukannya AFTA tahun 2003 dan kesepakatan APEC pada tahun 2010 dan 2020.
Di bidang pekerjaan instalatur, masalah menonjol adalah sampai saat ini belum mempunyai sertifikasi keahlian atau keterampilan yang standar. Sedangkan masalah menonjol di bidang pembangkit tenaga listrik adalah perlu adanya sertifikasi kemampuan dan keahlian bagi SDM kontraktor atau sub kontraktor pada proyek pembangunan pembangkit listrik.  Sehubungan dengan itu, diperlukan program pelatihan melalui lembaga pendidikan non formal, yang tidak memerlukan waktu lama, untuk dapat menunjang program pendidikan formal.  Program pelatihan tersebut dirancang berorientasi kepada peningkatan/ pengembangan kompetensi dari lulusan pendidikan formal agar dapat memasuki lapangan kerja atau melaksanakan pekerjaan sesuai dengan tuntutan jenjang keahliannya.

Prospek Bisnis Jasa Pelatihan
Jumlah tenaga kerja dan profil jenjang keahlian dari tenaga (terampil dan ahli) yang diperlukan di masa mendatang untuk penyediaan tenaga listrik terus berkembang secara dinamis.  Pada dasarnya profil jenjang keahlian SDM di sisi permintaan (lapangan pekerjaan) terdiri dari operator/tukang, teknisi, ahli teknik dan enjinir. Masing-masing kualifikasi tenaga teknik ini juga ditentukan oleh jenis/ klasifikasi pekerjaannya.  Secara umum, berdasarkan kebutuhan di sisi permintaan, jenis/klasifikasi pekerjaan bidang ketenagalistrian yang memiliki prospek untuk dikembangkan adalah bidang ·perencanaan dan rekayasa, ·konstruksi yang meliputi konsultan perencana, konsultan manajeman, konsultan pengawasan, dan kontraktor pembangunan; dan ·operasi yang meliputi meliputi pengujian, operasi, dan pemeliharaan. Dari masing-masing jenis/klasifikasi pekerjaan ini dan tingkat kesulitan tugas untuk pekerjaan kiranya dapat digunakan sebagai persyaratan kompetensi tenaga teknik yang benar-benar sesuai dengan permintaan pasar.
Potensi SDM yang dapat dikembangkan diantaranya adalah tenaga instalatur dan tenaga kerja bidang perencanaan dan rekayasa untuk pemenuhan kebutuhan pasar global, tenaga kerja pelaksana yang memenuhi standar kemampuan dibidang pembangunan ketenagalistrikan yang akan dilakukan pihak asing. Pada saat ini, jumlah lembaga pelatihan di bidang ketenagalistrikan belum banyak.  Lembaga jasa pelatihan yang ada masih merupakan bagian dari suatu perusahaan misalnya PT PLN (Persero).  Selain itu, dengan jumlah program pelatihan yang terbatas, perguruan tinggi dan beberapa perusahaan swasta juga telah menyediakan jasa pelatihan bidang ketenagalistrikan.  Umumnya program pelatihan yang dikembangkan didasarkan pada kebutuhan perusahaan atau permintaan yang dirancang berdasarkan kaidah-kaidah baku suatu program pelatihan, yakni melalui suatu analisis kebutuhan pelatihan (training need analysis).
Melihat luasnya ruang lingkup pekerjaan dan kondisi SDM bidang ketenagalistrikan saat ini, maka potensi pengembangan di bidang ini sangat besar, apalagi jika dikaitkan dengan pengembangan otonomi daerah sehingga perlu penanganan yang lebih serius baik program pelatihanya maupun pendanaannya.
Strategi pengembangan potensi ketenagalistrikan diarahkan dalam rangka perimbangan penggunaan tenaga kerja lokal, menyiapkan SDM yang handal sesuai kebutuhan pasar, menggabungkan potensi SDM dari berbagai keahlian, dan mengurangi biaya atau devisa menggunaan tenaga kerja asing.
Ada tiga pendekatan yang dapat ditempuh dalam pengembangan SDM, yaitu : ·Pengembangan jangka pendek, yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan yang sangat mendesak akan tenaga kerja, baik dalam segi kuantitas maupun kualitas untuk menunjang pelaksanaan otonomi daerah. ·Pengembangan jangka menengah, yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan sumber daya manusia yang mampu mengembangkan industri berteknologi canggih, dalam rangka menangkap pangsa pasar dalam negeri. ·Pengembangan jangka panjang, SDM dipersiapkan untuk memenuhi standar kompetensi baik regional maupun international, sehingga mampu bersaing untuk mengisi kebutuhan SDM bidang ketenagalistrikan baik di dalam negeri maupun luar negeri.
Pengembangan SDM dapat dilakukan secara formal maupun secara non-formal. Balai-balai latihan kerja, yang merupakan salah satu pendidikan non formal, yang lebih spesifik dan mengikuti perkembangan teknologi sektor ketenagalistrikan perlu dikembangkan oleh swasta, sehingga perusahaan dan industri dapat memanfaatkan tenaga terampil yang siap pakai. Di samping itu pendidikan formal teknik ketenagalistrikan, diarahkan kepada dan mengikuti perkembangan teknologi sektor ketenagalistrikan serta memberikan dasar-dasar yang diperlukan untuk memungkinkan belajar sendiri sehingga mampu untuk secara mandiri mengembangkan ilmu teknik, dapat bekerja dalam program penelitian, perancangan, dan rekayasa, konstruksi serta operasi dan pemeliharaan dan mempunyai bekal yang cukup untuk melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi.  Di samping itu pengendalian mutu dan wawasan wiraswasta perlu dimasukkan ke dalam kurikulum untuk memberikan kemampuan menciptakan kesempatan kerja.
Tersedianya komunikasi yang canggih seperti sistem komunikasi satelit, perlu dimanfaatkan untuk meratakan mutu diklat teknik sektor ketenagalistrikan diseluruh nusantara.
Sasaran bisnis jasa pelatihan diarahkan bagi tenaga teknik dengan latar belakang pendidikan formal Sekolah Menengah Kejuruan (STM Listrik/Mesin), Sekolah Menengah Umum (SMU IPA), Program Diploma (D1, D2, dan D3), dan Program S1 Bidang teknik listrik/mesin.
Tabel 1 adalah klasifikasi tenaga teknik yang menjadi sasaran untuk dikembangkan oleh bisnis jasa pelatihan. Struktur jenjang program pelatihan untuk operator, tukang, dan teknisi masing-masing terdiri dari tiga jenjang program pelatihan secara berkesinambungan. Dan seorang enjinir baru hanya perlu pelatihan untuk mempelajari ilmu-ilmu spesialisasi yang sesuai, selanjutnya seorang enjinir muda memerlukan pelatihan pelatihan pengembangan diri di dalam bidang kerja dengan mendalami ilmu-ilmu yang ada dalam pekerjaannya.
Khusus di sektor ketenagalistrikan kesempatan kerja terdapat di usaha penyediaan tenaga listrik, usaha penyediaan peralatan listrik, usaha rekayasa dan rancang bangun, usaha konsruksi dan instalasi, industri peralatan listrik, usaha dan fasilitas yang memakai tenaga listrik (usaha komersial, industri dan fasilitas umum), lembaga riset dan pengujian, lembaga pendidikan serta lembaga pemerintahan. Kesempatan kerja berperan ganda untuk meningkatkan pendapatan nasional dan pemberi nafkah serta sebagai wahana penguasaan teknologi. Lembaga penyelenggara diklat berperan dalam ikut memberikan kesempatan kerja bagi angkatan kerja yang terus meningkat dengan cepat paska krisis moneter, antara lain TKI lebih mampu mengusai secara teori dan praktek teknis ketenagalistrikan, meningkatakan potensi dan kinerja TKI di tempat kerja masing-masing.  Beberapa program diklat diprioritaskan untuk penanggulangan PHK dan pemenuhan kebutukan akan permintaan tukang listrik dari negara tetangga Asean, antara lain adalah sebagai berikut:
·Teknisi sambungan listrik tegangan rendah, ·Teknisi sambungan listrik tegangan menengah, ·Teknisi pemeliharaan listrik PLTD>1 MW (dasar), ·Teknisi pemeliharaan mesin PLTD>1 MW (dasar), ·Teknisi pekerjaan dalam keadaan betegangan tegangan rendah (PDKB-TR), ·Supervisor pekerjaan dalam keadaan betegangan tegangan menengah (PDKB-TM), ·Teknisi instalasi penerangan dan tenaga, ·Teknisi operasi dan perawatan mesin untuk pembangkit tenaga listrik, ·Ahli rancang bangun peralatan berenergi terbarukan, ·Ahli teknik steam turbine balance of plant (BOP) improvement for feed condenser, ·Ahli teknik steam turbine balance of plant (BOP) improvement for feed water heater, ·Ahli teknik steam turbine balance of plant (BOP) improvement for feed deaerator, ·Ahli teknik steam turbine balance of plant (BOP) improvement for feed close cooling water heating, ·Ahli teknik steam turbine balance of plant (BOP) improvement for gland steam condenser, ·Ahli teknik heat recovery steam generator, ·Ahli teknik piping dan equipments design and layouting, ·Ahli teknik steam turbine balance of plant (BOP) manufacturing engineer.

Nanan Tribuana adalah staf Ditjen LPE, Jakarta

Artikel lain:

  | SAJIAN UTAMA |
| KOMUNIKASI | ELEKTRONIKA | INSTRUMENTASI | TUTORIAL |

Please send comments, suggestions, and criticisms about ELEKTRO INDONESIA.
Click here to send me email.
| Halaman Muka
© 1996-2000 ELEKTRO Online.
All Rights Reserved.