ELEKTRO
Nomor 34, Tahun VI,  November  2000
SAJIAN UTAMA

Pengantar Digital Subscriber Line ( DSL )

Home
Halaman Muka
  Komunikasi
Energi
Elektronika
Instrumentasi
Tutorial

 

Pendahuluan

Digital Subsriber Line (DSL) adalah teknologi akses dengan perangkat khusus pada central office dan pelanggan yang memungkinkan transmisi broadband melalui kabel tembaga, teknologi ini sering disebut juga dengan istilah teknologi suntikan atau injection technology. Sehingga kabel telepon biasa yang telah ada dapat dipakai untuk menghantarkan data dalam jumlah yang besar dan dengan kecepatan yang tinggi. Telepon hanya menggunakan sebagian frekwensi yang mampu dihantarkan oleh kabel tembaga. Sedangkan DSL memanfaatkan lebih banyak frekwensi dengan membaginya (splitting), frekwensi yang lebih tinggi untuk data dan frekwensi yang lebih rendah untuk suara dan fax.

Jarak pemakai ke CO menentukan kecepatan DSL. Makin jauh jarak pemakai, kecepatan makin rendah.

Gambar 1 Arsitektur Sistem ADSL dengan splitter
(Efficient Network, July 31, 2000)

Jenis-jenis DSL

Tabel Macam-macam DSL
(Network Magazine, 2000)

Jenis DSL yang digunakan tergantung dari kebutuhan pelanggan serta layanan yang dapat disediakan di daerahnya.

Kelebihan dan Kekurangan DSL

DSL memberikan banyak keuntungan. Karena memakai jaringan tembaga yang telah tersedia berarti tidak perlu memasang prasarana lagi sehingga DSL menjadi lebih murah. Selain itu DSL adalah layanan langsung yang selalu terhubung dengan ISP dan tidak membayar per menit.

DSL dapat memenuhi kebutuhan akan transmisi data dengan kecepatan tinggi serta ragam layanan tapi pengadaan dan pemeliharaan layanan DSL tidak selalu mudah. Masalah yang ada antara lain keterbatasan jarak jangkauan, pelayanan serta dukungan teknis purna jual yang kurang baik untuk pelanggan.

Terdapat tiga hambatan yang dihadapi saat ini yaitu panjang kabel telepon tembaga ke pelanggan, adanya load coils dan bridged taps, serat optik yang digunakan untuk beberapa jalur telepon.

Yang pertama adalah panjang kabel tembaga dari CO ke pelanggan. Contoh : jika panjang kabel tembaga lebih dari 18.500 feet maka layanan signal to noise ratio terlalu rendah dan penguatan sinyal menjadi terlalu besar untuk dapat dibawa ADSL pada kecepatan yang sewajarnya. Jika pelanggan berada dalam 18.500 feet itu pun belum tentu menjamin layanan yang baik dan memuaskan karena belum termasuk cabang-cabang kabel tembaga ke berbagai pelanggan.

Yang kedua adalah adanya load coils dan bridged taps. Local Exchange Carriers (LEC s) menggunakan load coil untuk memberikan layanan telepon di daerah-daerah yang memerlukan peralatan tambahan atau instalasi loop tembaga. Load coil adalah peralatan induksi yang menggeser frekwensi pembawa suara ke atas. Ini adalah kompensasi untuk kapasitansi kabel khususnya untuk jangkauan lebih dari 18.000 feet. Sayangnya, frekwensi suara tergeser ke frekwensi yang biasa digunakan untuk DSL sehingga mengakibatkan interferensi yang tidak dapat ditolerir. Sehingga metoda ini membuat jalur tersebut tidak cocok untuk ADSL.

Bridged tap adalah bagian kabel yang tidak berada pada jalur yang langsung dari pelanggan ke CO. Bridged tap ini memudahkan LEC untuk menyediakan loop tembaga tanpa membuat jalur yang baru sepanjang jarak pelanggan ke CO. Bila jumlahnya sedikit masih memungkinkan jalur tersebut menggunakan DSL. Namun gema dan noise tambahan yang ditimbulkan karena adanya bridged tap dapat membuat DSL tidak dapat dipertahankan. Beberapa LEC memindahkan peralatan-peralatan ini tapi akan perlu waktu yang cukup lama untuk membersihkan seluruh jalur.

Hambatan ketiga adalah serat optik. DSL adalah layanan digital yang dibuat untuk dibawa dengan saluran analog, yaitu kabel tembaga. Oleh karena itu sinyal tidak dapat dikirim melalui media yang menggunakan transmisi digital seperti serat optik. Biasanya serat optik digunakan untuk Digital Loop Carrier (DLC) atau Subscriber Loop Carrier (SLC). Daerah yang menggunakan serat optik ini tidak dapat dilayani DSL.

Untuk mengatasi masalah ini, perusahaan telepon menguji serta memakai sebuah alat yang disebut mini-Remote Access Multiplexers (mini-RAMs) yang akan memfasilitasi layanan DSL bagi pelanggan di belakang DLC serta dapat menyediakan delapan saluran dengan layanan DLS.
Tapi alat ini juga memiliki keterbatasan jangkauan karena panjang kabel tembaga bukan diukur dari pelanggan ke CO  tapi dari mini-RAM ke pelanggan. Selain itu, belum diketahui dengan pasti di mana dan kapan mini-RAMs harus dipasang.

Kesukaran Yang Tersembunyi

Layanan DSL disediakan oleh lebih dari satu perusahaan, sehingga kurang efisien.
Pelanggan memesan layanan DSL melalui ISP yang akan meneruskannya ke LEC untuk kelengkapannya. Hal ini akan memakan waktu sekitar enam sampai delapan minggu sehubungan dengan proposal dan kurangnya komunikasi.
Penundaan seringkali disebabkan oleh sistem kualifikasi telco. Loop tembaga dinyatakan dapat dipakai DSL dalam Loop Qualification Database (LQD) yang diindeks dengan nomor telepon dan dipelihara oleh telco bukan ISP. Telco memperbarui LQD setiap 30 hari. ISP hanya dapat memesan jalur yang terdapat dalam LQD. Maka perubahan nomor telepon atau penambahan jalur telepon baru akan muncul hingga 30 hari kemudian, ini pun jika muncul.
Jika jalur yang dipesan ISP dinyatakan dapat dipakai DSL, ISP menunggu teknisi telco untuk menset-up DSLAM (DSL Access Multiplexer) yang berhubungan dengan loop tadi. Jika terjadi kesalahan, akan memerlukan 30 hari lagi untuk memperbaikinya.

Masalah Pada Penggunaan DSL

· Panjang saluran telepon ke pelanggan lebih dari 18.000 feet.· Beberapa bagian saluran telepon menggunakan serat optik.· Terdapat banyak load coil dan bridged taps pada saluran telepon· Pelanggan harus berhubungan dengan lebih dari satu perusahaan untuk mendapat layanan dan pemecahan masalah berarti birokrasi yang panjang dan lama.· Informasi teknis sukar diperoleh.· Kurang tenaga terlatih untuk memasang perangkatnya.· Instalasinya hanya mendukung OSs tertentu misal Windows dan MacOS tapi tidak mendukung Linux.· Interupsi layanan sering terjadi.· Selalu terhubung dengan LAN sehingga mungkin menimbulkan masalah keamanan.

Implementasi (VoDSL)

 Kebutuhan pasar akan teknologi seperti DSL turut mendukung perkembangan VoDSL. Kondisi pasar tertentu menjadi penentu perkembangan VoDSL, yaitu : telah ada saluran akses DSL dan saluran yang dipakai bersama oleh pengiriman data dan suara, harga yang bersaing untuk bisnis kecil hingga menengah dan kesempatan bagi Competitive Local Exchange Carriers (CLECs) untuk menyerang pelanggan utama Incumbent Local Exchange Carriers (ILECs). Artikel ini meninjau enam kategori bagi layanan VoDSL, yaitu: manajemen jaringan, Cistomer Premises Equipment (CPE), pemilihan penyedia jasa, Service Level Agreements (SLAs), billing dan aplikasi masa yang akan datang.

Manajemen Jaringan

 NorthPoint mempelopori dengan pengamatan yang proaktif dan pendekatan internal untuk mengatasi masalah-masalah, bergantung pada kekuatan kelompok pelanggannya. Kebanyakan manajer jaringan tidak akan membereskan masalah, maka pelanggan atau juga vendor  harus bisa mengatasi masalahnya sendiri.

Customer Premises Equipment

 Pada arsitektur VoDSL, IAD (Integrated Access Device) memaket suara dan data pada pelanggan ke hubungan DSL berbasis ATM ke pembawa DSLAM yang akan mengirim ke dalam awan data dan melewatkan trafik suara ke VoDSL gateway yang memaket  ulang untuk PSTN.
 Perangkat IAD harus mudah dipasang dan mudah dipahami oleh pemasang yang awam dan harus cocok dengan perangkat yang lain. Setelah dipasang, perangkat ini harus dapat memperlengkapi dirinya sendiri dengan segala konfigurasi dan antar muka yang sesuai dalam jaringannya. Kedua, cari pembawa dengan perangkat SLA intelligence dan memonitor suara dan data bersama GUI atau antar muka untuk Web yang akan membawa data ke pemakai. Sebagai tambahan yang perlu diperhatikan pemakai termasuk kecepatan DSL, error rates, efek layanan suara pada kondisi jaringan dan saluran yang telah tersedia.

Memilih provider
 Carilah provider yang membangun jaringannya untuk telepon paket serta telah memperbarui jaringannya untuk memberi Quality of Service (QoS) yang baik.

Service Level Agreements
 SLA untuk VoDSL adalah sama seperti pada umumnya, yaitu 99.999 persen call completion rate, toll quality voice, penundaan yang dapat diterima dan tidak bergema. Jaringan  ATM menjamin kualitas ini tapi perangkat keras jaringan sulit dijamin.

Billing
 Untuk VoDSL, billing seharusnya tidak  menjadi masalah untuk seluruh provider. Proses billing secara keseluruhan tetap sama seperti yang telah ada.

Gambar Arsitektur Jaringan Voice over DSL (tipikal)
(Network Magazine, 2000)

Gambar jaringan masa depan dengan softswitch untuk VoDSL
(Network Magazine, 2000)

Asal dan jenis standar untuk DSL

Sekitar 80 partisipan yang bekerja dalam bidang DSL dan jaringan telepon hadir dalam pertemuan Question 4, Study Group 15 (Q4/15) of the International Telecommunications Union yang dipimpin oleh Dick Stuart dari 3Com. Beberapa kemajuan untuk VDSL (Very-high-rate DSL, berkecepatan sampai dengan 52 Mbit/s) telah dicapai dalam pertemuan ini. Pertemuan ini memperoleh kesepakatan untuk koreksi error, pengacak, interleaver dan struktur dokumen. Namun kode saluran belum dapat dipilih (serupa modulasi modem). Dua pilihan kode saluran yaitu   single-carrier dan multi-carrier telah diajukan dan masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan.

Sigle carrier line code cocok untuk four band  atau kurang. Sedangkan multi-carrier line code  lebih cocok untuk multi-band frequency. Lingkungan multi-band muncul ketika empat atau lebih pita frekuensi digunakan untuk mengirim atau menerima VDSL untuk menghindari interferensi dari pita frekwensi radio amatir, G.pnt, T1 atau E1 repeatered carriers, dll.

Rabah Hamdi, Compaq, mewakili J. Magill’s, Lucent, sebagai editor untuk G.pnt (phone-line networking transceivers). G.pnt adalah standar ITU-T yang berdasarkan HomePNA specifications (2.0) yang dikembangkan di konsorsium HomePNA. Interferensi antara sistem VDSL dan G.pnt menjadi hal penting dalam pertemuan ini. Interferensi ini berkaitan dengan pilihan pita frekwensi VDSL dan kode saluran untuk VDSL. Kesulitan dalam hal ini dapat menjadi hambatan bagi G.pnt untuk mendapat persetujuannya (determination ).

G.shdsl (Single-pair High speed DSL) dengan editor S. Blackwell, Adtran memperoleh kemajuan yang berarti, yaitu : pertama, penggunaan pengacak HDSL2, trellis encoder, point mapper, and precoder ; kedua, penggunaan urutan aktivasi HDSL2 yang sama ; dan ketiga penggunaan G.994.1 (handshake) untuk pertukaran informasi dan aktivasi sinyal hubungan. Penggunaan G.994.1 ini mungkin tidak langsung cocok untuk T1E1.4 HDSL2 maupun ETSI SDSL, namun diharapkan implementasinya akan menghasilkan kesesuaian yang beragam.

PCTel mempresentasikan makalah yang menarik tentang cara meningkatkan jangkauan pada laju data yang lebih rendah. Hal ini berguna bagi pengembangan standar untuk ADSL (G.992.1, G.dmt dan G.992.2, G.lite) untuk memperbaiki unjuk kerjanya pada jangkauan yang lebih panjang.

Pertemuan ini juga mengembangkan  fleksibilitas G.994.1 (handshake) bagi perangkat DSL untuk mendukung kinerja terbaik DSL jenis apapun.

Standar baru G.vdsl

VDSL menjangkau pelanggan secara ekonomis melalui jaringan telepon.  Diperkirakan (tapi belum disetujui) laju data downstream dan jarak jangkauan adalah 52 Mbit/s pada 1000ft atau 13 Mbit/s pada 4500ft. Untuk operasi simetrik 26 Mbit/s pada 1000 ft dan 13 Mbit/s pada 3000 ft. Pita frekwensi yang sangat besar bagi VDSL akan tersedia pada aplikasi pita lebar generasi yang akan datang.

Teknologi modulasi Single carrier dan multi-carrier telah diajukan untuk G.vdsl. Komite ini menghadapi kesulitan untuk memilih tekonologi modulasi terbaik dari keduanya ini. G.994.1 (handshake) digunakan G.vdsl agar dapat bekerja sama dengan seri G lainnya yang direkomendasikan.
Pita upstream yang besar dan simetris membuat G.shdsl sangat sesuai untuk aplikasi yang sedang berkembang dengan pesat. G.shdsl mendukung akses internet dengan kecepatan tinggi, akses LAN, videoconferencing, web-site hosting dan gaming. Juga mendukung penggunaan repeater untuk pemakai yang jauh dan remote powering untuk lifeline operation. G.shdsl dapat juga mendukung komunikasi peer-to-peer dengan kecepatan 2.304 Mbit/s pada kedua arah. Pertemuan ini juga menyetujui penggunaan Trellis Coded Pulse Amplitude Modulation (TC-PAM)  sebagai kode saluran (modulasi) dan parameter pada format frame.

Penggunaan ADSL untuk perumahan dan akses internet pada kantor kecil juga disetujui dalam pertemuan ini. Standar ITU-T untuk ADSL berdasarkan T1.413 issue 2 memungkinkan ADSL beroperasi pada jaringan yang berbeda dari Eropa (ADSL over ISDN ) dan Jepang ( ADSL next to TCM-ISDN ).

G.992.1, ADSL Transceivers (G.dmt) adalah ADSL untuk akses jaringan pada kecepatan 6.144 Mbit/s downstream dan 640 kbit/s upstream memakai  Discrete Multitone(DMT) line code.

Daftar Pustaka

1. Network Magazine, April 2000
2. CED Magazine, May 2000
3. http:// www.2wire.com

Penulis:
1. Novia Prayogo (Teknik Elektro - Universitas Kristen Maranatha
2. Arief Hamdani (Optical Access Network Laboratory - RisTI, TELKOM)


| KOMUNIKASI | ELEKTRONIKA | ENERGI | INSTRUMENTASI | TUTORIAL |

Please send comments, suggestions, and criticisms about ELEKTRO INDONESIA.
Click here to send me email.
| Halaman Muka
© 1996-2000 ELEKTRO Online.
All Rights Reserved.