BERITA KEGIATAN
 

SEMINAR DAN TURNAMEN GOLF BKE-PII 2009

SEMINAR DAN TURNAMEN GOLF BKE-PII 2009

I. LATAR BELAKANG

Dalam rangka meningkatkan profesionalisme para insinyur teknik elektro yang tergabung dalam Badan Kejuruan Elektro - Persatuan Insinyur Indonesia (BKE-PII) dan Masyarakat Energi Terbarukan Indonesia (METI) maupun yang berkarya di sektor kelistrikan dan telematika melalui satu kebersamaan visi untuk membangun kebersamaan demi tercapainya sektor kelistrikan dan telekomunikasi di Indonesia yang efisien, transparan dan tangguh sehingga mampu menjadi motor penggerak dan pendorong kemajuan dan pertumbuhan ekonomi untuk kesejahteraan rakyat dan kemakmuran bangsa Indonesia, maka BKE-PII dan METI pada tanggal 23 April 2009 akan mengadakan seminar sehari dengan tema :

  • Bidang kelistrikan :“Pengembangan Teknologi Kelistrikan Yang Menunjang Pemanfaatan Energi Terbarukan Untuk Mendukung Kebijakan Energi Nasional”.
  • Bidang telematika : “Menuju ICT Next Generation Services” Di samping itu untuk mempererat tali silaturrahmi antar anggota, serta membangun saling pengertian dengan mitra BKE PII dan METI, acara seminar tersebut akan dirangkai dengan Turnamen Golf BKE-PII 2009 pada tanggal 26 April 2009.

II. SEMINAR

A. BIDANG KELISTRIKAN

Pertumbuhan permintaan akan energi listrik dalam lima tahun terakhir mengalami kenaikan yang signifikan (rata rata di atas 7 %/ tahun) seiring dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Pertumbuhan permintaan energi listrik ini harus tetap dipenuhi karena energi listrik merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari faktor pendorong investasi dan masih banyaknya masyarakat yang belum menikmati tenaga listrik. Rasio elektrifikasi di Indonesia masih berkisar 65 %.

Sebelum diluncurkannya mega proyek Percepatan 10.000 MW tahap I, pertumbuhan permintaan tidak diikuti oleh pembangunan pembangkit sebagai dapur utama penyediaan energi listrik. Dampak utama yang dirasakan adalah terjadinya krisis energi pada medio tahun 2007 sampai akhir 2008, yang ditandai dengan adanya pemadaman bergilir. Pemadaman ini juga melanda sistem Jawa dan Bali yang merupakan 80 % pemakaian energi seluruh nusantara. Dengan telah dilaksanakannya program percepatan 10.000 MW tahap I melalui pembangunan pembangkit batubara, diharapkan pada pertengahan tahun 2009, pertumbuhan demand dapat terpenuhi.

Dengan melihat laju pertumbuhan yang sangat besar dan proyeksi pertumbuhan ekonomi yang positif, daya yang akan tersedia dalam proyek 10.000 MW tahap I diperkirakan sudah tidak memadai lagi pada akhir tahun 2012. Untuk itu, pemerintah mulai mencanangkan program 10.000 MW tahap II. Pada program 10.000 MW tahap II ini, energi primer pembangkitan sudah bervariasi bahkan energi terbarukan (renewable energy) mendapatkan porsi 70% (7.000 MW).

Keterlibatan para perekayasa dalam negeri belum dioptimalkan. Selain itu dengan adanya Global Warming issue dan target MDG, perlu pembangunan pembangkit yang ramah lingkungan dengan berbahan bakar terbarukan guna memenuhi target 70% tersebut.

Dalam pandangan tersebut, maka perlu dipikirkan dan dirancang pembangunan pembangkit tenaga listrik yang berskala menengah dan kecil yang mengikutsertakan perekayasa dan teknologi terapan dalam negeri. Selain itu, pemanfaatan energi terbarukan dan hasil limbah yang melimpah yang berskala menengah dan kecil dapat terus dipacu dan dikembangkan secara berkelanjutan, sehingga menciptakan energi hijau atau green energy.

Untuk mengimplementasikan hal tersebut, perlu dibuat suatu seminar yang menghimpun semua pemangku kepentingan energi terbarukan untuk menyerap aspirasi dan menciptakan peluang baru di dalam pengembangan teknologi kelistrikan yang kaya dengan kontribusi kandungan dalam negeri.

B. BIDANG TEKNOLOGI INFORMASI DAN TELEKOMUNIKASI

Perkembangan TIK yang kian pesat mengarah kepada konvergensi teknologi berdampak pada perubahan paradigma dalam telekomunikasi, penggunaan internet dan broadcasting. Perubahan paradigma ini menyangkut pergeseran teknologi, perubahan struktur dan pola bisnis, serta pengaruhnya terhadap kehidupan bermasyarakat.

Satu untuk semua atau all in one, merupakan suatu keniscayaan yang akan terjadi di era konvergensi yang merupakan kecenderungan tren global. Konvergensi bisa terjadi di berbagai dimensi baik teknologi, jaringan atau infrastruktur hingga layanan. Sementara terkait market, terjadi konvergensi antara operator, terminal, maupun regulasi.

Terjadinya konvergensi akan memungkinkan proses digitalisasi berbagai sumber data yang bersifat analog. Hal ini berarti substansi layanan yang berupa bit-bit yang mempresentasikan berbagai layanan suara, data, musik, video, dan lain-lain akan terus berkembang sehingga mewujudkan jaringan dunia digital baru. Konten yang sama dapat ditransmisikan melalui jaringan yang berbeda dan layanan multimedia yang berbeda dapat ditawarkan dalam satu jaringan.

Menuju konvergensi berarti perubahan paradigma infrastruktur dari jaringan berbasis circuit switched ke jaringan berbasis packet switched. Praktis pengiriman bit menjadi lebih efisien dalam bentuk paket-paket data. Perubahan paradigma dari analog ke digital dan dari circuit switced ke packet switched turut mendorong perubahan arsitektur jaringan dari dunia telekomunikasi dari apa yang disebut sebagai vertical network ke horizontal network. Pada vertical network provider akan menyediakan semuanya mulai dari service provision, akses sampai delivery melalui struktur infrastruktur jaringan yang dimiliki, selanjutnya dioptimalkan untuk kategori layanan tertentu. Sementara itu, pada horizontal network, terjadi pemisahan secara vertikal untuk masing-masing aktivitas baik content, service, network/infrastruktur, akses dan terminal.

Dampak positif dan dampak negatif akan terjadi, sehingga pergeseran budaya yang tidak diantisipasi dengan baik bisa menjadi tidak terkendali. Perencanaan yang tidak dilakukan secara bijak juga bisa menggoncangkan struktur industri telekomunikasi di Indonesia. Bertambahnya cyber crime di Indonesia secara eksponensial baik yang merupakan pencemaran nama baik, pembocoran rahasia pribadi, pishing, hacking, carding dan lain-lain. Hal inilah yang bisa berdampak citra buruk Indonesia di mata dunia.

Sejauh ini, regulasi yang ada yakni UU 36/1999 lebih memfokuskan pada pengaturan transisi dari kondisi industri telekomunikasi era monopoli menuju era kompetisi. Dengan mengingat perkembangan teknologi yang begitu pesat serta kecenderungan konvergensi, pasti diperlukan perubahan atau perbaikan terhadap regulasi yang ada. Maka Era konvergensi harus dibarengi dengan penyiapan regulasi. Mengingat perkembangan TIK yang begitu dinamis, ada baiknya menyusun regulasi umum yang independen sekaligus fleksibel. Misalkan regulasi yang coherent untuk infrastruktur/network dan netral terhadap teknologi sehingga layanan voice tidak peduli platform network yang membawanya akan mendapat perlakuan regulasi yang sama, karena dengan konvergensi voice bisa dibawa oleh macam-macam platform jaringan yang berbeda.

III. TUJUAN SEMINAR

1. Dalam Bidang Kelistrikan :

  • Menggali potensi rekayasa teknologi terapan pembangunan pembangkit energi terbarukan yang berasal dari perekayasa dan desain serta kandungan lokal.
  • Mengetahui dan merumuskan wilayah potensi sumber energi terbarukan yang layak dikembangkan secara teknis dan ekonomis untuk pembangkit tenaga listrik.
  • Mengetahui teknologi terkini yang telah dikembangkan dalam bidang pembangkit tenaga listrik di dunia internasional dan kemungkinan dapat diimplemtasikan dengan tenaga perekayasa dan engineer domestik.
  • Mengkaji dan merumuskan permasalah strategis baik finasial, teknis, dan sosial terhadap pengembangan pembangkit energi terbarukan dengan benchmark pembangkit energi terbarukan yang telah ada.
  • Merumuskan skema pembiayaan dan pengembangan pembangkit energi terbarukan yang melibatkan pengusaha menengah dan kecil serta bank lokal.
  • Menyelaraskan kebijakan pemanfaatan teknologi terapan dan peraturan perundangan yang berlaku dalam bidang pembangkit energi terbarukan yang memberikan insentif terhadap produk lokal dan pengusaha domestik.
2. Dalam Bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi:

  • Untuk melakukan persiapan yang matang untuk model, sistem dan teknologi bentuk jaringan masa depan di Indonesia dalam era konvergensi teknologi yang menyebabkan perubahan dan pergeseran berbagai paradigma
  • Untuk mengidentifikasi munculnya berbagai permasalahan pada infrastruktur, konten dan pelayanan bidang TIK di Indonesia maka diperlukan gerakan antisipasi adanya perubahan sistem dan jaringan komputer next generation
  • Rekomendasi pada perubahan bentuk regulasi dan kebijakan yang tidak sesuai dengan perkembangan TIK yang sangat pesat
  • Rekomendasi untuk peningkatan kapasitas iptek sistem produksi pada industri nasional dibidang konten untuk aplikasi layanan multimedia pada Next generation Network di Indonesia.
IV. PESERTA SEMINAR
  1. Investor dan perbankan pada sektor Kelistrikan & telematika.
  2. Pemerintah (Departemen ESDM, Departemen Kominfo, Departemen Perindustrian, Bappenas, Kementerian Ristek, Kementerian BUMN, Departemen Keuangan dll) dan pemerintah daerah.
  3. Pelaku dunia usaha kelistrikan & telematika baik yang bergerak pada industri produk maupun jasa.
  4. Lembaga Penelitian (BPPT, LIPI, LEN, Perguruan tinggi, dll).
  5. Anggota Persatuan Insiyur Indonesia (PII).
  6. Anggota Masyarakat Telematika Indonesia (METI)
  7. Masyarakat Ketenagalistrikan Indonesia (MKI).
  8. Masyarakat Telematika Indonesia (MASTEL).
V. PROGRAM SEMINAR

Seminar Bidang Kelistrikan dan Teknologi Informasi dan Komunikasi tersebut akan diselenggarakan pada:

Hari/tanggal : Kamis, 23 April 2009
Waktu : Pukul 08.30 – 16.00
Tempat : BPPT, Auditorium & Ruang Komisi Utama
Jalan MH. Thamrin No.8 Jakarta 10340

 

Seminar tersebut dibagi dalam dua sesi paralel, Sesi A membahas bidang kelistrikan dan Sesi B membahas bidang telematika.

Diharapkan Seminar tersebut dihadiri oleh lebih kurang 300 pelaku usaha dan profesional dari berbagai bidang. Pembicara Seminar terpilih diantara para pakar, pengambil keputusan & pelaku bisnis baik sektor industri, jasa dan keuangan.

VI. SUSUNAN ACARA

PEMBUKAAN
08.00 – 09.00 : Registrasi Peserta
09.00 – 09.10 : Laporan Kegiatan Ketua Panitia
09.10 – 09.20 : Sambutan Ketua BKE-PII
09.20 – 09.50 : Pembicara Kunci :
Dr. Ir. Kusmayanto Kadiman, Menristek
Pengembangan Teknologi Elektroteknika Untuk Mendukung Kebijakan Energi Nasional dan ICT Next Generation Services
09.50 – 10.30 : Rehat Kopi
SESI A : KELISTRIKAN
Sub Tema : ”Pengembangan Teknologi Kelistrikan Yang Menunjang Pemanfaatan Energi Terbarukan Untuk Mendukung Kebijakan Energi Nasional”
Sesi I : Masalah Teknologi dan Implementasi
10.30 – 11.50 :Pembicara I : Ario Senoadji, Dipl. Eng, VP Energi Terbarukan PT PLN (Persero)
Topik : Implementasi Pembangkitan Energi Terbarukan di Lingkungan PT PLN (Persero) Ditinjau dari Disain, Operasi, Pemeliharaan dan Aspek Bisnis.
10.50 – 11.10 : Pembicara II : Ir. Supra Dekanto, UM Dirut PT Nusantara Turbin dan Propulsi
Topik : Kemampuan Disain dan Produksi Lokal Peralatan Turbin dan Generator Untuk PLTMH dalam Mendukung Green Energy Policy Indonesia
11.10 – 11.30 : Pembicara III : Dr. Ir. Marzan Aziz Iskandar, M.Sc, IPM, Ka. BPPT
Topik : Teknologi Terapan dan Rekayasa Pada Pembangkit Energi Biomasa, Angin dan Solar dengan Hybrid ; Kelayakan Pengembangan dengan Perekayasa dan Produk Lokal
11.30 – 11.50 : Pembicara IV : Ir. Nandi Ranadireksa, GM PT PLN (Persero) Jasa & Produksi
Topik : Implementasi Konstruksi Pembangkit Biomasa; Masalah dan Kendala Lapangan Ditinjau dari Perspektif Enjinering Peralatan Mekanikal dan Elektrikal
11.50 – 12.20 :Tanya Jawab
12.20 – 13.30 : Ishoma
: Sesi II : Regulasi & Financial
13.30 – 13.50 : Pembicara I : Ir. Ratna Aryati, Direktur Energi Terbarukan DJLPE
Topik : Sinkronisasi dan paket peraturan yang memberikan insentif dalam mendukung pemanfaatan energi terbarukan.
13.50 – 14.10 : Pembicara II : Prof Dr. Ir. Rinaldi Dalimi, Dewan Energi Nasional
Topik : Tinjauan kelayakan harga jual dan lingkungan ketenagalistrikan yang mendukung pengembangan pembangkit energi terbarukan yang dikaitkan masalah CDM.
14.10 – 14.30 : Pembicara III : Dr. Ir. Dedi S. Priatna, Direktur Insfrastruktur Bappenas
Topik : Peranan Indonesia Infrastruktur Fund dalam mendukung pembiayaan pembangkit energi terbarukan : Alokasi dan prosedur pendanaan.
14.30 – 14.50 : Pembicara IV : Ventje Rahardjo, Direktur BRI
Topik : Kajian dan Analisa Finansial Pembangkit Listrik Energi Terbarukan Serta Peraturan dan Kebijakan Perbankan Dalam Mendukung Kebijakan Energi Nasional.
14.50 – 15.20 : Tanya Jawab
15.20 – 15.30 : Penutupan Wakil Ketua METI
15.30 – 16.00 : Rehat Kopi
SESI B TEKNOLOGI INFORMASI & KOMUNIKASI
Sub Tema : “Menuju ICT Next Generation Services”
Sesi I : Regulasi, Infrastruktur, dan Litbang
10.30 – 10.55 : Pembicara I : Dr. Ir. Ashwin Sasongko S, M. Sc, Sekjen Depkominfo
Topik : Regulasi dan Kebijakan Untuk Mengatasi Permasalahan Konvergensi ( UU Konvergensi)
10.55 – 11.30 : Pembicara II : Dr. Ir. Basuki Yusuf Iskandar, Dirjen Postel Depkominfo
Topik : Kesiapan Infrastruktur Jaringan Untuk Mengantisipasi Konten Multimedia
11.30 – 11.55 : Pembicara III : Prof. Engkos Koswara, Ketua Dewan Riset Nasional
Topik : Pengembangan dan Penelitian Untuk Mendorong Produk Kreatif Digital Spesifik Indonesia
11.55 – 12.20 : Tanya Jawab
12.20 – 13.30 : Ishoma
Sesi II : Konten, Bisnis Model dan Pelayanan
13.30 – 13.55 : Pembicara IV : Dr. Ir. Indra Utoyo, Chief Information Technology PT Telekomunikasi Indonesia
Topik : Model Pelayanan Multimedia Dalam Rangka Konvergensi
13.55 – 14.20 : Pembicara V : Dr. Hary Budiarto, IPM, Kepala Bidang Sistem Komunikasi Multimedia BPPT
Topik : Perkembangan Model Pelayanan Digital Broadcasting dengan Konten Interaktif Termasuk Teknologinya
14.20 – 14.55 : Pembicara VI Denny A. Djoenaid, Ketua Umum Asosiasi Industri Animasi dan Konten Indonesia
Topik : Perkembangan Industri Animasi Dalam Rangka Mengisi Konten-konten Multimedia
14.55 – 15.20 : Tanya Jawab
15.20 – 15.30 : Penutupan Wakil Ketua II BKE-PII (Ir. Arief Yahya, M.Sc, IPM)
15.30 – 16.00 : Rehat Kopi

 

Jakarta, 23 Februari 2009

Panitia Seminar dan Turnamen Golf BKE-PII

Posted by anto    11-03-2009  20:19: