ELEKTRO INDONESIA                  Edisi ke Tujuh, April 1997

SAJIAN UTAMA

Cyberspace dari Peradaban Gelombang-Ketiga
"Sifat dan Hakekat Manusia & Masyarakat di Dalam Era-Informasi"

Perubahan yang terpenting dalam abad ke-21 yang akan datang, adalah menurunnya daya tarik terhadap materi-fisik. Di dalam perkembangan Teknologi, Ekonomi dan Politik Nasional bangsa-bangsa, kekayaan yang berasal dari benda-benda materi, terasa menurunnya arti dan daya tariknya. Kekuasaan/kekayaan yang berasal dari pemikiran dan budidaya manusia, jauh lebih tinggi dihargai dari produk benda-benda materi.

Di dalam ekonomi era-Pertanian, Gelombang-Pertama Toffler, tanah dan kerja fisik adalah faktor-faktor utama produksi. Di dalam ekonomi era-Industri berikutnya, yaitu di dalam Gelombang-Kedua Toffler, tanah masih dibutuhkan, tetapi kerja-fisik diperbanyak secara massa oleh mesin-mesin raksasa. Di dalam era-Informasi, Gelombang Ketiga Toffler, sumber daya utama adalah semua pengetahuan yang dapat didayagunakan, yang mencangkup: data, informasi, gambar, simbol, budaya, ideologi dan nilai. Sambil memasuki era Gelombang-Ketiga atau peradaban Informasi/Pengetahuan ini, semua manusia di seluruh Bumi, akan menghadapi pertanyaan yang mendasar sekali, yaitu bagaimana cara mengorganisasi masyarakat, demi kemajuan bersama? Definisi dari hakmilik, perilaku kompetisi, syarat-syarat ber-kooperasi, artinya kemerdekaan individu struktur pemerintahan self-government, cara ber-masyarakat, dan artinya sesuatu kemajuan. Semua ini satu-persatu harus didifinisikan kembali bagi peradaban-informasi atau era Gelombang-Ketiga. Ini semua telah kita lakukan 250 tahun yang lalu bagi era Gelombang-Kedua, yaitu peradaban-Industri. Sekarang kita harus mengulanginya lagi bagi peradaban Gelombang-Ketiga.

Sifat dan Hakekat Alamiah Cyberspace

Apa itu Cyberspace? Internet adalah sebagian dari Cyberspace. Tumbuh 10-15% dalam sebulan, dan mungkin sekarang telah meng-interkoneksi puluhan-juta komputer-komputer PC. Beberapa ratusan-juta pelanggan telepon juga sebagian dari Cyberspace. Demikian juga ratusan-juta pemirsa TV beserta pemancar-pemancarnya.
Cyberspace lebih menyerupai suatu sistem-Ekologi (seperti Biosphere misalnya), daripada suatu mesin. Suatu sistem bio-electronic yang sangat serupa dengan suatu Complex-Adaptive-Sistym. Yaitu suatu sistem yang komplek dan lincah sekali dapat menyesuaikan diri secara mandiri, dengan suatu sistem umpan-balik, serupa suatu sistem biologi yang hidup. Itulah sebabnya dinamakan bio-electronic.
Cyberspace adalah suatu ruang yang selalu berada di sekeliling atau di dekat kawat telepon, kabel-koaxial, kabel-fiber-optik dan gelombang-elektromagnetik.
Seluruh ruang Cyberspace ini dihuni oleh pengetahuan, termasuk di dalamnya pengetahuan atau gagasan yang salah atau tidak tepat. Ruang ini diinterkoneksi dengan dunia luar melalui pintu. Melalui mana manusia dapat melihat ke dalam, untuk memasukkan pengetahuan baru, mengubah pengetahuan yang ada di dalam, atau mengeluarkan pengetahuan tersebut. Banyak pintu ini hanya dapat dilalui satu arah (pemancar dan penerima TV). Banyaknya juga pintu-pintu dapat dimasuki dari dua arah (telepon atau modem komputer).
Kebanyakan dari pengetahuan yang berada di Cyberspace hanya mempunyai waktu hidup yang sangat singkat. Suara pelanggan telepon merambat melalui kawat atau gelombang-microwave dengan kecepatan cahaya, dan segera lenyap sesudah didengar oleh pelanggan di ujung lainnya.
Tetapi banyak juga manusia membangun gudang-gudang penyimpan atau perpustakaan Cyberspace untuk menyimpan data, informasi, pengetahuan, dalam bentuk digital. Jadi berbentuk urutan angka-angka nol dan satu, seperti kode-binary dari komputer. Gudang-gudang Cyberspace tersebut berbentuk fisik seperti tape, CD-ROM, dan diskette. Tetapi isinya hanya dapat didayagunakan jika kita dapat melalui pintu beserta kuncinya yang cocok.
Kunci ini dinamakan software. Suatu bentuk pengetahuan elektronika, yang memungkinkan manusia berkeliling dan ber-navigasi di seluruh ruang Cyberspace, dan dapat membuat isi gudang-gudang tersebut dapat dinikmati oleh sensor manusia, dalam bentuk tulisan, gambar-gambar, dan suara.
Manusia-manusia di seluruh dunia mengutak-ngatik di Cyberspace‹mendesain suatu mesin, mengarang cerita baru, mengeditnya kembali, atau mengembangkan ceritalama‹dengan kecepatan yang tambah hari tambah meningkat. Dengan menggunakan komputer yang lebih cepat, alat penyimpanan elektronika yang lebih luas dan lebih murah, software yang lebih mampu, dan dengan segala macam saluran komunikasi seperti satelit, kabel fiber-optik dll. Jika semua ini terjadi pada ruang dan waktu yang bersamaan, maka akan terjadi suatu ekplosi kombinasi-kombinasi atau sinergi baru, yang implikasinya sekarang, apalagi di waktu yang akan datang, banyak belum dimengerti para pakar Ilmu Pengetahuan.

Explorasi dari Cyberspace memang sangat intersan dan banyak membuka kernungkinan dan kesempatan, tetapi juga merupakan tantangan baru, yang belum pernah manusia hadapi. Cyberspace adalah suatu ruang yang penuh berisi informasi & pengetahuan, dan rupa-rupanya sudah menjadi sasaran eksplorasi seluruh manusia di bumi. Kewajiban kita adalah mencari cara, membuka jalan dan membuat kondisi, sehingga setiap manusia dapat memberdayakan dirinya, untuk eksplorasi Cyberspace dengan cara masing-masing. Tantangan yang dihadapi sangat berat, tetapi sebaliknya kesempatan-kesempatan yang mungkin terbuka adalah sangat menarik. Peradaban Gelombang-Ketiga mempunyai implikasi-implikasi yang menonjol dalam
Dengan muncul dan menyebar luasnya Cyberspace, setiap organisasi, lembagalembaga, keluarga, kelompok agama, kelompok masyarakat, perusahaan, pemerintahan dan bangsa-bangsa, dituntut untuk mengubah sistem nilai & perilakunya, melampaui nilainilai & perilaku dari peradaban Gelombang-Kedua, yaitu standarisasi dan sentralisasi. Juga melampaui nilai & perilaku-perilaku yang tercermin dalam obsesi pengumpulan kekayaan materi, dengan energi, uang dan kekuasaan.
Cyberspace akan mengubah ekonorni produksi-massa dari peradaban Gelombang-Kedua. Teknologi-informasi baru akan menekan ongkos membuat keanekaragaman produk ataupun personalia, menjadi sangat rendah. Lembaga-lembaga dan kebudayaan manusia juga akan meninggalkan kebudayaan massa, dan berubah menjadi kebudayaan yang penuh dengan keanekaragaman (demassified). Kecenderungan ke arah keanekaragaman ini memperbesar potensi kemerdekaan/pemberdayaan individu.
Kecenderungan ke arah keanekaragaman ini juga akan mengurangi arti paradima kelembagaan/pengelolaan yang terpusat dan semua organisasi birokrasi. Semua birokrasipemerintahan nasional di seluruh dunia, adalah kekuasaan birokrasi yang terpusat yang terbesar, yang akan mengalami perubahan/pembaharuan yang sangat berarti.

Di dalam usaha mengerti dan menghayati nilai & perilaku yang terkandung dalam Cyberspace, terminologi The Information Highway sering sekali dapat menyesatkan pengertian dasar mengenai Cyberspace. Mari kita perhatikan perbedaan pengertian dalam Tabel 1.

(Information Super)highway Cyberspace
bergerak dalam bidang dua-dimensi bergerak dalam ruang tiga-dimensi
kepunyaan pemerintah keaneragaman kepemilikan
Birokrasi pemberdayaan individu
pembaharuan dari Gelombang ke-1 pembaharuan dari Gelombang ke-2

Analogi Cyberspace dengan suatu (Information) highway memang tidak tepat. Karena di atas suatu highway, semua mobil yang bergerak ke suatu arah, harus pada suatu waktu kembali ke arah balik. Kalau tidak kita akan menemukan suatu penumpukan mobil di ujung highway. lni tidak berlaku bagi Informasi. Informasi akan lenyap tanpa bekas di tempat tujuan.
Perilaku atau karakteristik Inforrnasi lain sama sekali, karena Informasi dapat diperbanyak, praktis tanpa biaya. Setiap individu, secara teoritis dapat mengabsorbsi seluruh produksi informasi dari masyarakat. Orang kaya atau miskin sama saja, mereka semua mengalami Information deficits. Mereka semua lebih banyak mengambil/menerima lnformasi dari pada berproduksi/memberi Informasi.

Sifat dan Hakekat suatu Kepemilikan

Hakekat dan kekuatan hukum suatu Kepemilikan adalah sangat penting bagi berfungsinya suatu Pasar Pengelolaan dan pelaksanaannya adalah tanggung jawab pemerintah. Tetapi di dalam suatu Cyberspace kita mengciptakan suatu Kepemilikan, suatu hasil karya yang baru, yang membutuhkan peng-definisian sifat dan hakekat Kepemilikan kembali.
Kepemilikan baru yang muncul di dalam Cyberspace ada dalam bentuk hardware seperti kawat, kabel koaxial, komputer dll. Dalam bentuk bukan-hardware sepeti Spektrum frekwensi Elektromaknetik dan Orbital Slots untuk satelit di angkasa luar, dan Intelectual Property.
Untuk setiap sektor ini, dua pertanyaan harus diajukan. Pertarna, apa artinya kita memiliki sesuatu? Kedua, siapa si-empunya? Public(pemerintah), perusahaan swasta atau pribadi?

Hukum Patent dan copyright sekarang ini, adalah berdasarkan atas ekspresi fisik dari gagasan dan pengetahuan. Ekspresi fisik seperti berbentuk buku, tulisan, koran, tapes dan CD rom. Bentuk ekspresi fisik ini yang tidak ada lagi di dalam kepemilikan digital di Cyberspace. Kesulitan yang kita hadapi adalah kepemilikan dalam bentuk digital. dapat direproduksi dan didistribusi sesaat dan tampa ongkos, tanpa diketahui dan terasakan oleh si-empunya. Bagaimana kepemilikan digital macam ini dapat diproteksi?
Dilihat dari perspektif lain, memang hakekat dari informasi dan pengetahuan di dalam peradaban Gelombang-Ketiga telah mengalami perubahan, yaitu dari peradaban produksi-massa, media-massa, dan budaya-massa, kesuatu peradaban keanekaragaman.

Kepemilikan spektrum elektromagnetik, yang biasanya dianggap sebagai "kepemilikan publik", sekarang dilelang oleh FCC di Arnerika. Apakah betul suatu Kepemilikan yang dilelang, atau hanya suatu Hak Guna Usaha tertentu untuk suatu waktu terbatas? Apakah betul pelelangan cara yang terbaik bagi pertumbuhan dan perkembangan Cyberspace selanjutnya?
Demikian juga dengan kabel-koaxial dan kabel-fiber-optik kepunyaan perusahaan swasta cable TV di Amerika, dikurangi hakekat kepemilikannya, dengan pembatasan tinggi harga langganan perbulannya, oleh badan regulator di Amerika.

Sifat, Hakekat dan Berfungsinya suatu Pasar

Pengetahuan dan ongkos desain yang menjadi murah, menghilangkan keuntungan berproduksi dengan skala-ekonomi yang besar.
Penemuan teknologi baru memungkinkan pembukaan pasar-pasar lama, yang biasanya tertutup dan dikuasai secara monopoli/oligopoli oleh beberapa perusahaan. Tiga contoh yang banyak terjadi dalam tahun terakhir adalah sbb:
Contoh kompetisi di atas adalah contoh Kompetisi-Dinamis, yaitu kompetisi antara beberapa macam produk dengan berbagai teknologi, untuk memenuhi kebutuhan pelanggan di suatu pasar yang sama.
Kompetisi-Statis adalah lain, yaitu suatu kompetisi antara produk-produk serupa, dengan teknologi yang sama. Pengaturan demi memperkecil risiko bagi investor terdahulu, menghambat atau melarang didayagunakannya teknologi yang lain yang lebih baru. Kompetisi-Statis tetap berguna untuk menurunkan harga bagi konsumen. Tetapi Kompetisi-Dinamis lebih baik, karena akan memunculkan teknologi yang lebih efisien dan menggantikan produk yang telah usang. Kompetisi-Statis akan mengseleksi kuda yang lari tercepat, tetapi Kompetisi-Dinamis akan memunculkan mobil, yang akan menggantikan kuda sebagai alat transport.
Pakar ekonomi Joseph Schumpeter menamakannya creative destruction. Teknologi mutakhir dapat membuat teknologi investor terdahulu menjadi usang (obsolete) dalam waktu yang sangat singkat, dan menyebabkan investasi infrastruktur berjuta-juta dollar selama beberapa puluh tahun, menciut nilainya dengan cepat.

Ini terjadi di dalam industri komputer di Amerika pada tahun 1980-an. Di mulai dengan keadaan IBM yang menguasai lebih dari 50% pasar mainframe komputer. Perlahan-lahan PC masuk dalam pasaran berkompetisi dengan mainframe, dan secara tahap demi tahap merebut pasar, dan IBM kehilangan pangsa pasar, dan mulai mengalami rugi. Pada pertengahan 1980-an banyak pakar, termasuk pemerintah Amerika di Washington, sangat sedih dan yakin sudah bahwa bukan hanya IBM yang tidak mampu berkompetisi global, tetapi seluruh Amerika sudah tidak mampu berkompetisi dalam bidang komputer.
Terbukti kesedihan ini tidak pada tempatnya. Karena yang terjadi sebenarnya adalah creative destruction-nya Schumpeter. Karena memang terjadi suatu renaissance bagi kepemimpinan Amerika dalam bidang teknologi dan bisnis. Sesudah agak kebingungan selama kira-kira 10 tahun, terbukti sudah bahwa Amerika tidak hanya sangat kompetitif di seluruh dunia, tetapi juga pasti berada terdepan, walaupun diukur dengan cara manapun. Amerika memimpin dalam semua sektor strategis dari ekonomi-dunia, yaitu sektor Telekomunikasi, microelectronics, jaringan komputer dan sistem berbagai ragam software.
Sebab utama kemenangan Amerika adalah bahwa Kompetisi-Dinarnis diizinkan dalam kompetisi-komputer tahun 1980-an. Rupa-rupanya "that is the perfect level playing field, which indeed invited and activated the Adam Smith invisible hand!" Pengaturan yang mengizinkan dan merangsang terjadinya Kompetisi-Dinamis, adalah kebijakan yang harus diterapkan dalam pasar Cyberspace.

Sifat dan Hakekat suatu Kemerdekaan

Amerika memang dikenal sebagai suatu negara dengan kemerdekaan individu yang luar biasa. Dan kemerdekaan individu inilah yang juga tercermin di dalam ruang hidup di Cyberspace. Sifat dan perilaku seorang hacker contoh yang paling cocok di sini. Yaitu seorang muda yang meremehkan tekanan-tekanan oleh aturan atau kebiasaan yang berlaku di dalam masyarakat. la, si hacker, terus saja melaksanakan mimpinya, yaitu main dan mengutak-ngatik hardware dan software komputer murah. Kalau perlu dengan drop-out dari pendidikan universitas.
Keterampilan yang terbentuk dan dikuasainya, akhirnya menjadi sangat laku di pasar, yaitu mengciptakan software-aplikasi dan meng-implementasi jaringan komputer. Si hacker lama-lama akhirnya menjadi seorang teknisi, penemu dan seorang entrepreneur, yang mulai dengan beberapa perusahaan-garasi kecil, dan akhirnya membawa Amerika kesuatu posisi terdepan dalam eksplorasi, transmigrasi dan penghunian ruang hidup di Cyberspace.

Banyak pakar berpendapat, contoh manusia-hacker yang diterangkan di atas tadi, akan susah dan kemungkinan besar tidak dapat hidup di negara industri yang demokratis seperti Jepang dan Eropa. Bagaimana di negara berkembang seperti Indonesia? Bandingkan bagaimana Habibie atau/dan Mahathir merencanakannya? Tetapi di Amerika mereka dapat menjadi penggerak pertumbuhan ekonomi dan pembaharuan industri & teknologi. Kenapa??
Karena masyarakat Amerika masih menilai individuality lebih tinggi dan lebih penting dari conformity, memberi penghargaan yang lebih tinggi kepada achievement dari pada consensus, dan tetap mempertahankan mati-matian hak azasi manusia untuk lain dari, dan tidak serupa dengan orang banyak sekelilingnya.
Kebutuhan yang mendesak untuk berpegang teguh kepada prinsip-dasar dari sifat & hakekat suatu Kemerdekaan ini, adalah sangat dirasakan. Karena manusia sedang memasuki suatu daerah atau ruang baru Cyberspace, di mana peraturan dan tradisi belum ada‹serupa dengan yang dihadapi para imigran benua Amerika pada tahun 1620.

Ratusan tahun sesudah 1620, suatu kebulatan-tekad perlunya suatu prinsip-dasar suatu Kemerdekaan, adalah sangat dibutuhkan. Terutama karena manusia sekarang berada dalam akhir dari ratusan tahun, di mana kita didominasi oleh institusi-massa dari era industri Gelombang-Kedua. Era-industri Gelombag-Kedua ini merangsang conformity dan banyak tergantung pada standarisasi. Ini semua tercermin di dalam bentuk dan sifat lembaga-lembaga yang ada‹birokrasi perusahaan, birokrasi pemerintah, administrasi raksasa militer dan sipil. berbagai macam sekolah. Terasa sekali kemerdekaan individu menciut dan merana, seperti contoh-contoh di bawah ini:

Semua intervensi ini masuk akal sekali di dalam suatu masyarakat Gelombang-Kedua, di mana kita didominasi oleh standarisasi. Masyarakat masih kekurangan pengetahuan, terutama karena kekurangan infrastruktur komunikasi. Karenanya sebaiknyalah pihak birokrasi sebagai kaum elit yang lebih mampu membuat keputusan dari pada rakyat banyak.
Tibanya peradaban-inforrnasi Gelombang-Ketiga memutarbalikkan semua keadaan. Kompleksitas suatu masyarakat Gelombang-Ketiga terlalu besar, untuk dikelola secara ketat oleh suatu pemerintahan yang terpusat. Demassification, customization, individuality, dan freedom, adalah kuncinya suksesnya suatu peradaban Gelombang-Ketiga.

Sifat dan Hakekat suatu Masyarakat

Ideologi peradaban Gelombang-Kedua tidak senang melihat masyarakat banyak dipecah-pecah menjadi berbagai kelompok. Perpecahan ini mereka namakan fragmentasi atau balkanisasi, bukan suatu peningkatan keanekaragaman yang akan memperbesar kemungkinan berkembangnya masyarakat. Untuk dapat berfungsinya suatu demokrasi dalam masyarakat Gelombang-Ketiga, kita harus mampu menghilangkan asumsi yang menakutkan, bahwa menambah keanekaragaman akan membawa lebih banyak konflik, perpecahan dan tegangan di dalam masyarakat.
Karena sebetulnya yang terjadi adalah sebaliknya, yaitu: jika 100 orang sangat ingin sekali mempunyai cincin yang sama, kemungkinan besar mereka akan berjuang mati-matian untuk mendapatkannya. Keadaannya akan jauh lebih menyenangkan, jika masing-masing dari 100 orang tsb, mempunyai keinginan yang berlainan. Sehingga mereka terangsang untuk tukarmenukar, bekerjasama, dan membentuk suatu hubungan simbiotik. Dengan pengaturan yang baik, keanekaragaman akan dapat membangun suatu peradaban yang stabil, dinamis dan sejahtera.
Memang tidak ada yang tahu, ke mana kecenderungan peradaban Gelombang-Ketiga akan berubah. Tetapi jelas sudah bahwa Cyberspace akan membuat ikatan-ikatan dan jaringan-jaringan dengan berbagai kelompok masyarakat esok, membentuk "kelompok elektronik" yang bersatu bukan oleh ikatan geografi. tetapi bersatu oleh ikatan minat/perhatian/pemikiran/budi yang sama.
Cyberspace adalah suatu dunia yang pluralistik, yang akan membuka dan menggali potensi budidaya peradaban Gelombang-Ketiga. Cyberspace tidak akan bekerja sebagai gaya sentrifugal yang memecah-mecah masyarakat. Justru ia akan rnenjadi salah satu daya yang merekat persatuan masyarakat, yang tambah hari tambah menjadi masyarakat yang merdeka dan penuh keanekaragaman.

Peranan Pemerintah

Masyarakat Amerika merasakan sekali bahwa pemerintahan mereka sekarang ini, sangat mengharnbat terbentuknya peradaban Gelombang-Ketiga, terutama karena mereka menggunakan usaha dan cara-cara peradaban Gelombang-Kedua terhadap suatu masyarakat peradaban Gelombang-Ketiga, yang lincah, aneka ragam, dan yang tidak mungkin dikomando atau diperintah terpusat.
Memang, jika misalnya dirasakan dibutuhkan suatu "kebijakan industri bagi era Informasi, maka kebijakan itu harus terfokus kepada menghilangkan hambatan-hambatan terjadinya kompetisi dan tindakan deregulasi, besar-besaran bagi industri telekomunikasi dan industri komputer.
Sebaiknyalah besarnya dan kuatnya pemerintah, sesuai dengan kebutuhan yang riil untuk melaksanakan tugasnya seefektif dan seefisien mungkin, di dalam suatu masyarakat Gelombang-Ketiga. Karenanya menurut banyak pakar di Amerika, besar dan kuatnya pemerintah Amerika diperkirakan sebaiknya diciutkan menjadi kira-kira 50% dari besar dan kuatnya sekarang ini. Ini adalah konsekuensi langsung dari transisi struktur-pemerintahan yang terpusat (era-lndustri) ke struktur lembaga-lembaga yang terpencar serupa network dari era-lntormasi.
Pemerintahan yang lebih kecil, bukan berarti pemerintahan yang lemah! Dan mengusulkan untuk melangsingkan pemerintahan, janganlah diartikan secara sempit, yaitu tidak mendukung atau melawan pemerintahan yang harus dirampingkan tadi!

Daftar Pustaka

  1. Teknologi Informasi di dalam Abad Ke-21, Fenomena Konvergensi Telekomunikasi, Komputer dan Televisi. Seminar MASTEL, 1994. (Iskandar Alisjahbana)
  2. A. Magna Carta for the Knowledge Age, Release 1.2, August 22 1994. (Esther Dyson, George Gilder, George Keyworth, Alvin Toffler)
  3. The Death of Distance, A survey of Telecommunications, The Economist, September 1995.
  4. The Accidental Superhighway, A survey of the lnternet, The Econornist, July 1995.
Iskandar Alisjahbana
[Sajian Khusus] [Profil Elektro]

[KOMPUTER] [KOMUNIKASI] [KENDALI] [ENERGI] [ELEKTRONIKA] [INSTRUMENTASI] [PII NEWS]


Please send comments, suggestions, and criticisms about ELEKTRO INDONESIA.
Click here to send me email.

[Edisi Sebelumnya]

© 1997 ELEKTRO ONLINE and INDOSAT NET.
All Rights Reserved.