Tahun I, Nomor 6, Januari 2000

INSTALASI LINUX REDHAT 6.X

Home
Halaman Muka

PYTHON

Open Source Campus Agreement (OSCA)

SEKILAS KPLI JAKARTA

Cara Menjadi anggota KPLI-Jakarta

Pada dasarnya, tidak ada perbedaan yang mendasar antara instalasi RedHat 6.0 dan 6.1 yang pernah saya lakukan. Secara kebetulan, komputer yang saya instal Linux ini tidak dapat melakukan booting dari CDROM, dan script yang ada pada CD RedHat saya juga tidak berfungsi. Akhirnya, saya booting dari DOS dengan menjalankan LOADLIN.EXE VMLINUZ INITRD=INITRD.IMG.

Saya berhasil melakukan instalasi RedHat 6.0 dan 6.1 secara berurutan pada komputer yang sama. Spesifikasi komputer: AMDK5 (setara Pentium) 100, 16 MB RAM dan 1,7 GB ruang Hard Disk yang kosong, VGA Card SiS 6215 (dikenali Linux sebagai SiS 6205), Network Card Compex NE2000, Sound Card ESS, dan Modem Eksternal US Robotics 28.8.

A. Persiapan

1. Kebutuhan Hardware (System Requirements)
  • Prosesor x386 atau di atasnya (Disarankan minimal Pentium 100 untuk X-Window),
  • RAM: minimum 4 MB (Disarankan minimal 16 MB untuk X-Window)
  • Hard disk space: minimum 50 MB (Disarankan minimal 250 MB untuk X-Window)
  • Mouse, Videocard
  • Network card, modem (untuk jaringan)
2. Informasi tentang Hardware dan Jaringan
  • Hard disk dan CDROM Jenis: IDE (EIDE) atau SCSI
  • MousePort: serial atau ps/2,
  • Manufacturer: Microsoft (compatible), Genius, dll.
  • Videocard
  • Merek/model: S3Trio, Matrox, SiS6202, dll.,
  • Memory: 1 MB, 2 MB, dll.
  • Monitor
  • Merek: Sony, Phillips, dll. atau tak dikenal (SPC, TVM, dll.)
  • Maksimum scan rate: 56 Hz, 60 Hz, 76 Hz, dll.
  • Modem
  • Merek: Motorolla, US Robotics
  • External atau Internal (bukan Win-Modem)
  • Port: terpasang pada serial 1 (0) atau 2 (1)
  • Netwok Interface Card (NIC): merek dan tipenya.
  • Host Name atau nama komputer: PC01, dsb.
  • Domain Name atau nama jaringan: misal latihan.net.
  • IP Address: misal 10.2.1.1
  • Network Address: misal 10.2.1.0
  • Netmask Address: 255.255.255.0
  • Broadcast Address: 10.2.1.255
  • Gateway/Router: misal 10.2.1.1 (komputer ini sebagai gateway ke Internet bagi komputer lain dalam jaringan lokal).
  • DNS Address (name server) : primer 202.134.0.155, sekunder: 202.134.2.5 (DNS server milik telkomnet).

B. Partisi Hard Disk

1. Hard Disk Kosong/Baru

Dengan DOS, buat minimal 2 partisi untuk DOS/Windows dan Linux.

Install DOS/Windows lebih dahulu (kecuali sudah tidak ingin menggunakan DOS) agar tidak kehilangan LILO (Linux Loader atau sistem untuk memilih booting) yang dibuat dengan Linux.

Siap untuk install Linux. (Partisi Linux menjadi minimal 2 (root dan swap) akan dilakukan pada waktu install Linux.)

2. Hard Disk Sudah Terisi DOS/Windows

  • Back-up (selamatkan) data yang penting ke tempat lain (Hard disk, disket, server di Intranet/Internet).
  • Defragmentasi Hard disk dengan DOS/Windows untuk mengumpulkan data pada satu sisi Hard disk. Bila memungkinkan, install ulang DOS/Windows dengan partisi baru (tidak perlu defragmentasi dan FIPS).
  • Jalankan FIPS (program untuk mempartisi Hard Disk tanpa menghapus data yang ada) dan dengan penuh hati-hati ikuti perintah FIPS untuk mengatur ukuran partisi yang diinginkan. Bila sisa hard disk terlalu kecil untuk install Linux, selamatkan data untuk mempartisi dan install ulang DOS/Windows tanpa FIPS, atau gunakan sisa yang ada untuk data DOS/Windows dan beli hard disk baru…J
  • Siap install Linux.

C. Metode Instalasi

1. Instalasi melalui PCMCIA (PC Card)
  • PCMCIA untuk CDROM, network card atau modem.
  • Bootdisk (bootnet.img) dan Support disk (pcmcia.img) untuk booting.
  • Spesifikasi: PCMCIA controller dan PCMCIA device.
2. Instalasi dari CDROM

a. Ada 3 cara:

  • booting dari CD-ROM
  • melalui DOS (LOADLIN) dengan driver CDROM, kemudian langsung jalankan LOADLIN dari CDROM (autoboot.bat) atau copy file LOADLIN, VMLINUZ dan INITRD.IMG ke disket atau hard disk.
  • dengan boot-disk (boot.img).
b. Jenis/merek CDROM dan kecepatan/kemampuan CDROM-Drive mempengaruhi metode dan keberhasilan instalasi.

3. Instalasi dari NFS

a. Tersedia sambungan ke NFS Server yang menyediakan RedHat Linux.
b. Network Bootdisk (bootnet.img) untuk intalasi melalui network.
c. NFS Server ada di Internet atau Intranet.
4. Instalasi dari FTP
a. Tersedia sambungan ke FTP Server yang menyediakan RedHat Linux.
b. Network Bootdisk (bootnet.img) untuk intalasi melalui network.
c. FTP Server ada di Internet atau Intranet.
5. Instalasi dari Web (HTTP)
a. Tersedia sambungan ke Web Server yang menyediakan RedHat Linux.
b. Network Bootdisk (bootnet.img) untuk intalasi melalui network.
c. Web Server ada di Internet atau Intranet.
6. Instalasi dari SMB
a. Tersedia sambungan ke komputer di jaringan Samba (Windows atau Linux) yang memberikan share direktory (HD atau CD) berisi RedHat Linux.
b. Tidak tersedia untuk RedHat 6.0 ke atas.
7. Instalasi dari Hard Disk
a. Buat direktori RedHat pada hardisk (format dengan sistem Windows9x/NT atau Linux).
b. Copy direktori base dan semua isinya.
c. Copy direktori RPMS dan isinya (sesuai paket yang akan diinstall).

D. Bagian Awal Instalasi (Urutan belum tentu sama)

1. Booting
a. Edit BIOS setup
b. Cara-1, bila sudah mendukung boot dari CDROM, pilih CDROM lebih dahulu.
c. Cara-2, alternatif pertama, boot dengan DOS kemudian jalankan LOADLIN dari CDROM (biasanya bisa dengan script yang ada di direktori \dosutils, yaitu autoboot.bat)
d. Cara-2, alternatif kedua, bila DOS tidak mengenali CDROM, copy file-file yang berkaitan dengan LOADLIN (lihat isi autoboot.bat) ke hard disk atau disket, yaitu:
  • LOADLIN.EXE
  • VMLINUZ
  • INITRD.IMG
  • e. Cara-3, buat bootdisk dengan program RAWRITE.EXE yang ada di CDROM (\dosutils) untuk menuliskan program boot (misal boot.img) ke disket.
    2. Garphical User Interface (GUI) untuk Instalasi
    a. Dengan boot dari CDROM atau bootdisk (RAWRITE dari boot.img) atau autoboot.bat, GUI RedHat 6.1 berbeda dengan 6.0. Namun, dengan file initrd.img yang ada di direktori CD:\dosutils\autoboot\, GUI RedHat 6.1 sama dengan 6.0, hanya tahapan dan pilihan yang sedikit berbeda.
    b. Text Input: untuk memasukkan informasi yang diinginkan.
    c. Check Box: Untuk memilih (ya atau tidak) dengan menekan [Space].
    d. Text Widget: Tulisan yang dihasilkan oleh suatu proses.
    e. Scroll Bar: Untuk mengatur posisi tampilan isi Window.
    f. Button Widget: Pilihan dalam bentuk tombol untuk dipilih dengan [Tab] dan [Enter] atau Klik Mouse.
    3. Memilih Bahasa dan Jenis Keyboard
    a. Bahasa English atau Indonesian.
    b. Keyboard: US
    4. Memilih Metode Intalasi
    a. Klik pilihan CD-ROM
    b. Bila CD-ROM tidak dikenali, cek dan pelajari jenis CDROM drive.
    5. Install atau Upgrade
    a. Pilih Install bila akan menginstall pada partisi kosong.
    b. Upgrade hanya berlaku untuk RedHat 2.0 atau di atasnya (dengan RPM).
    6. Memilih Tipe/Kelas Instalasi (BAHAYA!)
    a. Pilih Custom (harus!!) bila di dalam hard disk sudah ada data atau partisi yang tidak ingin dihapus.
    b. Server "akan menghapus semua partisi (DOS, Windows, Linux, dll.) yang ada". Jadi, boleh dipilih bila hardisk kosong (baru) dan akan untuk Server.
    c. Workstation "akan menghapus semua partisi Linux" dan tanpa menginstall aplikasi untuk server.
    7. Ada SCSI driver di dalam komputer?
    a. Pilih No bila tidak ada SCSI.
    b. Bila pilih Yes, berikutnya pilih jenis SCSI yang sesuai.
    8. Membuat Partisi Linux
    a. Ada 2 pilihan, Disk Druid dan fdisk.
    b. Disk Druid adalah utilitas manajemen harddisk dari RedHat, dengan tampilan grafis.
  • Mount Point: partisi (nama direktori) yang akan di-mount saat sistem beroperasi.
  • Device: nama device dari partisi yang di-mount.
  • Requested: ukuran minimum partisi yang di-request.
  • Actual: ukuran space yang dialokasikan pada partisi tersebut.
  • Type: jenis partisi atau sistem file (Linux native atau ext2, Linux swap, msdos, dll.)

  • Add untuk membuat partisi baru:
  • Growable artinya suatu partisi dapat dibuat tidak tetap (dengan ukuran minimum tertentu) dan akan bertambah atau berkurang mengikuti partisi yang lain.
  • c. Fdisk adalah program partisi standar untuk Linux (dan sistem operasi yang lain), dengan tampilan teks.
  • Beberapa perintah yang penting, m untuk help, p untuk menampilkan informasi tentang partisi, n untuk membuat baru, d untuk menghapus, t untuk mengubah tipe (82 adalah tipe Swap), dan w untuk menyimpan.
  • 9. Inisialisasi (format) Swap
    a. Sistem akan mengenali kalau sudah ada partisi Swap (bila belum, kembali ke fdisk atai disk druid).
    b. Pilih partisi yang akan dijadikan swap.
    c. Check for bad block … untuk menandai bila ada space hard disk yang rusak. (Dapat dikosongkan bila ingin cepat, dan akan dilakukan pada lain waktu).
    10. Format Partisi untuk Sistem Linux (/ atau dipisah menjadi /boot, /usr, dll.)
    a. Sistem akan mengenali semua partisi selain Swap (bila belum, kembali ke fdisk atai disk druid).
    b. Pilih partisi yang akan diformat (HATI-HATI dengan partisi yang sudah ada datanya!)
    11. Memilih Paket (Components to Install)
    a. Dari daftar komponen, ada yang sudah ditandai dengan bintang (dipilih), ada yang belum.
    b. Pilih komponen yang akan diinstal, atau install semaunya (Everything).
    c. Select individual packages untuk memilih (mengurangi atau menambahkan) dari setiap komponen.
    d. Beberapa penjelasan:

    [o] -- shows that at least one of the packages in that component group has been selected.
    [*] -- shows that all the packages of a component group has been selected.
    [--] -- removes all packages in a component group.
    [*] -- selects all packages in a component group.

    e. Pada pojok kanan atas terdapat angka yang menunujukkan perkiraan ukuran paket yang akan diinstal.

    12. Keterkaitan Paket (Unresolved Dependencies).
    a. Setelah paket dipilih, bisa terjadi ada paket yang membutuhkan (ada keterkaitan) paket lain yang tidak dipilih. Tandai Check Box [*] Install packages … bila tetap ingin menginstall paket yang telah dipilih.
    b. Bila instal keterkaitan ini akan membuat hard disk penuh, ulangi pemilihan komponen dengan perintah Back.
    c. Bila kita sudah yakin dengan semua komponen paket yang akan diinstall dan tidak ada kekurangan space hard disk, tekan OK akan membuat proses instalasi berjalan secara otomatis (dan ini memerlukan waktu beberapa menit, tergantung kecepatan CD drive, komputer dan CD-ROM Linux yang digunakan).

    E. Bagian Akhir Instalasi (Urutan belum tentu sama)

    1. Konfigurasi Mouse
    a. Program instalasi telah memilih mouse, namun belum tentu hasilnya sesuai.
    b. Pilih jenis mouse yang sesuai, misalnya Generic Mouse, Generic 3 Button (Serial atau PS/2).
    c. [*] Emulate 3 Button untuk mouse 2 button yang akan diemulasi menjadi 3 button, yaitu 2 button ditekan bersamaan.
    2. Konfigurasi Jaringan
    a. Kita harus memilih apakah akan mengkonfigurasi jaringan secara manual atau AUOTPROBE (program instalasi akan mencoba mengenali jenis card jaringan yang terpasang).
    b. Setelah berhasil mengenali NIC, pilih metode untuk konfigurasi jaringan.
  • Static IP address – Diisi dengan informasi yang telah diperoleh pada bagian A.
  • BOOTP – Perlu BOOTP server yang memberikan IP otomatis saat boot lewat NIC.
  • DHCP -- Perlu DHCP server yang memberikan IP secara otomatis setelah connect.
  • c. Contoh Configure TCP/IP (Static IP Address):
  • IP Address : 10.2.1.1
  • Netmask : 255.255.255.0
  • Default Gateway : 10.2.1.1
  • Primary nameserver : 202.134.0.155 (akan digunakan untuk dial-up ke Telkomnet)
  • d. Contoh Configure Netwok (Domain dan Host name):
  • Domain name : latihan.net
  • Host name : pcsaya.latihan.net
  • Secondary nameserver : 202.134.2.5
  • Tertiary nameserver : (kosongkan bila tidak ada).
  • 3. Konfigurasi Waktu (Time Zone)
    a. Pilihan GMT berarti waktu komputer (CMOS) disesuaikan dengan waktu GMT.
    b. Waktu lokal: misalnya Asia à Jakarta.
    4. Memilih Program (Services) yang Dijalankan saat Boot
    Bila intalasi dengan pilihan kelas Server atau Workstation, services yang dijalankan pada saat booting sudah otomatis dipilih.

    Untuk mengindari kerja komputer yang lambat, matikan services yang tidak penting, seperti named (bila sudah ada nameserver di komputer lain atau di ISP), kecuali untuk belajar.

    Tekan F1 untuk mengetahui fungsi setiap service.

    Untuk mengubah di lain waktu, dapat melalui utilitas setup atau dengan menjalankan /usr/sbin/ntsysv atau /sbin/chkconfig.

    5. Konfigurasi Printer
    a. Ada 4 pilihan untuk berhubungan dengan printer (maaf, dengan bahasa asli):
  • Local -- The printer is directly connected to your computer.
  • Remote lpd -- The printer is connected to your local area network (either through another computer, or directly), and is capable of communicating via lpr/lpd.
  • SMB/Windows 95/NT -- The printer is connected to another computer which shares the printer via SMB networking, such as a printer shared by a Windows 95 or Windows NT computer.
  • Netware -- The printer is connected to another computer which shares the printer via Novell NetWare.
  • b. Informasi yang harus disiapkan:
  • Jenis printer
  • Letak printer, lokal (paralel) atau network (misal ada di komputer Windows95) dengan nama komputer dan nama share.
  • 6. Membuat Password untuk root
    a. Password untuk root harus bersifat "unik" dan tidak mudah ditebak, karena akses root terhadap sistem tidak terbatas.
    b. Gunakan root hanya untuk keperluan administrasi dan perawatan sistem, tidak untuk bekerja biasa.
    c. Bila lupa password, ada peluang untuk membuat password baru dengan booting linux single.
    7. Konfigurasi Keamanan (athentication) Password
    a. Enable NIS -- menggunakan password file bersama dalam grup komputer pada suatu domain NIS (Network Information Service) atau NIS server.
    b. Enable Shadow Passwords – metode yang sangat aman untuk sistem password. File /etc/psswd diganti oleh /etc/shadow yang hanya dapat dibaca oleh root.
    c. MD5 Password – menggunakan password panjang hinga 256 karakter.
    8. Membuat Boot Diskette (Manfaat dan Tip)
    a. Pengganti atau alternatif dari LILO, terutama bila saat boot pertama LILO tidak berjalan.
    b. Untuk keadaan darurat, dipakai sebagai resque disk.
    c. LILO tidak berjalan karena tertimpa sistem lain.
    d. Bootdisk juga dapat dibuat dengan utiliti mkbootdisk.
    e. Bootdisk (di samping LILO) harus dibuat ulang setelah mengubah Kernel.
    9. Instalasi LILO
      a. LILO dapat diletakkan pada 2 alternatif tempat:
        Master Boot Record (MBR) pada hardisk untuk booting komputer (misal /dev/hda) atau disktet (/dev/fd0).
        First sector of your root partition, yaitu untuk sistem yang sudah ada boot loader yang lain seperti OS/2 Boot Manager.
      b. OK untuk LILO options.
      c. Memasukkan partisi yang dapat di-boot dengan LILO
        Boot Label, misal "linux" ada di /dev/hda2 dengan image kernel: vmlinuz-2….
        Boot Label, misal "win95" ada di /dev/hda1
      d. LILO dapat diedit dengan linuxconf atau mengedit file /etc/lilo.conf
    10. Konfigurasi X Window
    a. Program instalasi menjalankan Xconfigurator.
    - Bila card dikenali, berikutnya lihat f.
    b. Pilih jenis Video card bila program tidak mengenali secara otomatis.
    c. Bila pilihan tidak ada, pilih Unlisted Card.
    d. Tuliskan jumlah memori dalam Video card.
    e. Bila Video card tidak memiliki clock chip, pilih No Clockchip Setting
    f. Pilih jenis monitor. Bila tidak ada dalam daftar, pilih Custom.
    g. Tentukan dengan tepat horizontal sync range dan vertical sync range dari monitor. (Bila terlalu besar dapat menimbulkan kerusakan monitor.)
    h. Pilih video modes yang sesuai (misal 800x600 dengan warna 8 bit).
    11. Reboot (selesai bila tidak ada masalah dengan LILO dan Booting).

    F. Troubleshooting (khusus LILO dan BOOTING)

    1. Penyebab LILO dan BOOTING tidak Berhasil
    a. Ada masalah dengan hard disk (rusak atau salah setup BIOS).
    b. Ada perubahan posisi atau jumlah hardisk terhadap keadaan saat LILO di-instal.
    c. Ada perubahan sistem (misal /etc/fstab berubah, atau gagal fsck) sehingga booting gagal dengan pesan sebagai berikut:
  • meminta password root atau CONTROL D.
  • pemberian password root membuat kita bisa masuk ke sistem, tapi dengan mode READ-ONLY sehingga tidak dapat berfungsi normal.
  • d. Lupa password root.
    2. Mengatasi LILO yang Gagal
    a. Gunakan bootdisk yang telah dibuat waktu proses intalasi.
    b. Bila bootdisk belum dibuat, boot dengan loadlin.exe dari sistem DOS, dengan meng-copy file vmlinuz dan initrd.img yang ada di CDROM Linux atau harddisk yang terdapat 3 file tersebut.
    c. CD SuSE menyediakan fasilitas boot ke sistem yang ada melalui proses instalasi.
    3. Mengatasi Booting yang Gagal (setelah melewati LILO) atau Lupa password
    a. Pada saat muncul pesan LILO boot:, tuliskan linux single atau linux 1, sehingga akan login tanpa password.
    b. Bila tetap tidak bisa booting setelah melewati LILO, jalankan linux single rw atau linux 1 rw, sehingga akan login tanpa password dan tanpa melewati fsck (karena fsck tidak boleh dilakukan terhadap filesystem yang rw (read and write).
    c. Perbaiki sistem yang bermasalah:
  • Bila MBR (Master Boot Record) harddisk bermasalah, edit lilo.conf dan jalankan lilo untuk menaruh LILO di hardisk atau disket yang baik (bisa untuk booting).
  • Bila ada perubahan posisi harddisk, edit file /etc/fstab.
  • Perbaikan tersebut dapat dilakukan dengan menjalankan linuxconf.
  • REBOOT.
  • 4. Mengatasi fsck yang gagal
    a. Booting normal akan melakukan cek file system (fsck) sebelum sistem tersebut digunakan (di-mount rw).
    b. Booting yang berhasil, tapi belum melakukan fsck, sebaiknya segera reboot untuk melakukan fsck, agar terhindar dari kerusakan file lebih lanjut.
    c. Bila fsck tetap gagal, lakukan fsck dari sistem Linux yang lain, atau menggunakan maintenance disk.
    (rusmanto@telkom.net).

    Last modified on :


    | PYTHON | Open Source Campus Agreement (OSCA) |

    Email : jakarta@jakarta.linux.or.id


    | Home | Halaman Muka
     © 1999-2000 ELEKTRO Online
    All Rights Reserved.