ELEKTRO
Nomor 26, Tahun V, Juni 1999 
INSTRUMENTASI 

Spesifikasi Peranti Konversi Data

Home
Halaman Muka

Sajian Utama
Sajian Khusus
Komunikasi
Energi
Perangkat elektronika modern kebanyakan melakukan pengolahan data secara digital. Karena sinyal pada umumnya secara alamiah merupakan sinyal analog, maka keberadaan peranti pengubah (konversi) data dari analog ke digital, dan sebaliknya menjadi sangat vital. Artikel berikut ini membahas spesifikasi peranti konversi data yang lazim dicantumkan dalam lembar data yang disediakan oleh produsen. 

1. Fungsi Transfer Ideal Konverter Analog-ke-Digital

Secara teoritis, fungsi transfer ideal untuk konverter analog-ke-digital (ADC, analog-to-digital converter) berbentuk garis lurus. Bentuk ideal garis lurus hanya dapat dicapai dengan konverter data beresolusi tak-hingga. Karena tidak mungkin mendapatkan resolusi tak hingga, maka secara praktis fungsi tranfer ideal tersebut berbentuk gelombang tangga seragam seperti terlihat pada gambar 1. Semakin tinggi resolusi ADC, semakin halus gelombang tangga tersebut. 

ADC ideal secara unik dapat merepresentasikan seluruh rentang masukan analog tertentu dengan sejumlah kode keluaran digital. Pada gambar 1 ditunjukkan bahwa setiap kode digital merepresentasikan sebagian dari rentang masukan analog total. Oleh karena skala analog bersifat kontinyu sedangkan kode digital bersifat diskrit, maka ada proses kuantisasi yang menimbulkan kekeliruan (galat). Apabila jumlah kode diskritnya (yang mewakili rentang masukan analog) ditambah, maka lebar undak (step width) akan semakin kecil dan fungsi transfer akan mendekati garis lurus ideal. 
 

Lebar satu undak (step) didefinisikan sebagai 1 LSB (least significant bit) dan unit ini digunakan sebagai unit rujukan untuk besaran-besaran lain dalam spesifikasi peranti konversi data. Unit 1 LSB itu juga digunakan untuk mengukur resolusi konverter karena ia juga menggambarkan jumlah bagian atau unit dalam rentang analog penuh. 

Resolusi ADC selalu dinyatakan sebagai jumlah bit-bit dalam kode keluaran digitalnya. Misalnya, ADC dengan resolusi n-bit memiliki 2n kode digital yang mungkin dan berarti juga memiliki 2n tingkat undak (step level). Meskipun demikian, karena undak pertama dan undak terakhir hanya setengah dari lebar penuh, maka rentang skala-penuh (FSR, full-scale range) dibagi dalam (2n-1) lebar undak. Karenanya, 
 
1 LSB = FSR/(2n-1) 

untuk konverter n-bit. 
 

2. Fungsi Transfer Ideal Konverter Digital-ke-Analog

Konverter digital-ke-analog (DAC, digital-to-analog converter) merepresenta-sikan sejumlah kode masukan digital diskrit dengan sejumlah nilai keluaran analog diskrit. Karenanya, fungsi transfer DAC adalah sederet titik-titik diskrit sebagaimana ditunjukkan pada gambar 2

Untuk DAC, 1 LSB adalah tinggi undak (step height) antara dua keluaran analog yang berdekatan. Secara sederhana, DAC dapat dibayangkan sebagai potensiometer terkendali secara digital yang keluarannya merupakan bagian dari tegangan analog skala-penuh, bergantung pada kode masukan digitalnya. 

3. Kesalahan (Galat) Statik

Kesalahan statik adalah kesalahan (galat) yang mempengaruhi akurasi konverter bila konverter tersebut mengkonversi sinyal statik (DC, direct current). Yang termasuk dalam jenis galat statik adalah galat offset, galat bati (gain error), non-linieritas integral, dan non-linieritas diferensial. Masing-masing galat dapat diekspresikan dalam unit LSB atau kadang-kadang sebagai prosentase dari FSR. Misalnya, galat ½ LSB untuk konverter 8-bit adalah sama dengan 0,2% FSR. 
  1. Galat Offset
    Secara grafis, seperti tampak pada gambar 3, galat offset didefinisikan sebagai selisih antara titik offset nominal dan titik offset aktual. Pada ADC, titik offset adalah nilai undak-tengah (midstep) jika keluaran digitalnya nol, sedangkan untuk DAC titik offset adalah nilai undak saat masukan digitalnya nol. Dengan kata lain, galat offset atau disebut juga galat nol (zero error) pada DAC adalah tegangan keluaran saat masukan digitalnya nol. Pada ADC, galat nol adalah nilai tegangan masukan yang diperlukan untuk menghasilkan keluaran digital nol. Galat offset ini diakibatkan oleh masukan tegangan atau arus offset pada penguat atau komparator. Umumnya kesalahan ini dapat dikoreksi dengan pemasangan potensiometer penepat (trimming potentiometer) eksternal sebagai pengatur offset nol.
  1. Galat Bati (Gain Error)

  2. Galat bati, ditunjukkan pada gambar 4, didefinisikan sebagai selisih antara titik bati (gain point) nominal dan aktual pada fungsi transfer setelah galat offset dikoreksi ke nol. Untuk ADC, titik bati adalah nilai undak-tengah bila keluaran digital merupakan skala penuh. Pada DAC, titik bati adalah nilai undak bila masukan digitalnya adalah skala penuh. Kesalahan ini merepresentasikan perbedaan kemiringan fungsi transfer ideal dengan fungsi transfer aktual. Koreksi atas kesalahan ini dapat dilakukan dengan menepatkan (trimming) resistor umpan balik pada penguat.
  1. Galat Nonlinieritas Diferensial

  2. Galat nonlinieritas diferensial, yang secara grafis ditunjukkan pada gambar 5a dan 5b, adalah selisih antara lebar undak (pada ADC) atau tinggi undak (pada DAC) aktual dengan nilai ideal 1 LSB. Sebagai contoh, DAC dengan undak 1,25 LSB pada perubahan satu kode digital dikatakan memiliki galat nonlinieritas diferensial ¼ LSB. Dengan demikian, bila lebar undak atau tinggi undak bernilai tepat 1 LSB maka berarti galat nonlinieritas diferensialnya nol. Jika nilai nonlinieritas diferensial melampaui 1 LSB, ada kemungkinan konverter menjadi tidak monotonik. Ini berarti besaran keluaran menjadi semakin mengecil bila besaran masukannya bertambah. Pada ADC, mungkin saja ada kode yang hilang, yakni satu atau lebih dari 2n kemungkinan kode biner tidak pernah muncul.
  1. Galat Nonlinieritas Integral

  2. Galat nonlinieritas integral, ditunjukkan pada gambar 6, atau sering disebut galat linieritas, adalah penyimpangan nilai pada fungsi transfer aktual dari garis lurusnya. Definisi ini berlaku bagi ADC maupun DAC. Pada ADC penyimpangan ini diukur pada transisi dari satu undak ke undak berikutnya, sedangkan pada DAC penyimpangan diukur pada setiap undaknya.
  1. Galat Akurasi Mutlak (Absolute Accuracy Error)

  2. Galat akurasi mutlak atau kadang-kadang disebut galat total (total error) ADC, yang secara grafis ditunjukkan oleh gambar 7, adalah nilai maksimum selisih antara nilai analog dengan nilai undak-tengah (midstep) ideal, yang diakibatkan oleh galat kuantisasi dan galat-galat lainnya. Bila suatu ADC 12-bit dinyatakan akurat ± 1 LSB, maka hal itu sama artinya dengan ± 0,0265% atau dua kali lipat dari galat kuantisasi minimum yang dimungkinkan, yakni 0,0122%. Akurasi konverter meliputi jumlah seluruh kesalahan yang terjadi, termasuk kesalahan kuantisasi, tetapi pada umumnya jarang dinyatakan dalam lembar data karena berbagai kesalahan atau galat yang terjadi tersebut dicantumkan terpisah-pisah.
Pada DAC, spesifikasi yang dinyatakan sebagai akurasi memberikan gambaran penyimpangan tegangan keluaran terburuk dari garis lurus ideal yang ditarik antara titik nol dan titik skala penuh. DAC 12-bit tidak dapat memiliki akurasi konversi yang lebih baik dari ± 1/2 LSB atau ± 1 bagian dari 212+1 (± 0,0122% skala penuh) karena keterbatasan resoludinya. Sebenarnya angka 0,0122% skala penuh menggambarkan penyimpangan dari 100% akurasi, sehingga seharusnya akurasi dinyatakan sebagai 98,9878%. Akan tetapi telah menjadi kebiasaan bahwa angka 0,0122% tersebut dinyatakan sebagai akurasi atau keakuratan, bukan ketakakuratan. 

4. Efek Kuantisasi

Masukan analog ADC biasanya berupa sinyal kontinyu yang memiliki kemungkinan nilai tak terhingga banyaknya, sedangkan keluaran digital merupakan fungsi diskrit dengan kemungkinan nilai yang dibatasi jumlahnya oleh resolusi konverter. Oleh karena itu dapat dipahami apabila dalam pengubahan bentuk analog ke bentuk digital, beberapa sinyal analog berbeda nilai yang direpresentasikan dengan tegangan berbeda pada masukannya, direpresentasikan dengan kode digital yang sama pada keluarannya. Beberapa informasi hilang dan distorsi tertambahkan pada sinyal. 

Untuk fungsi transfer gelombang-tangga ideal pada ADC, kesalahan antara masukan digital dengan bentuk digital keluarannya memiliki fungsi rapatan probabilitas yang seragam (uniform probability density function) jika sinyal masukannya diasumsikan acak. Kesalahan itu dapat bervariasi dalam rentang ± ½ LSB atau ± q/2, di mana q adalah lebar satu undak seperti ditunjukkan pada gambar 8

p(e ) = 1/q untuk (- q/2 £ e £ + q/2), dan 
p(e ) = 0 untuk keadaan lainnya 

Daya derau rata-rata (rerata kuadrat) galat pada undak diberikan oleh persamaan: 

 

yang akan menghasilkan : 
__ 
N2 = (q2 / 12) 

Rerata kuadrat galat total, N2 , pada seluruh area konversi adalah jumlah rerata kuadrat tiap level kuantisasi dikalikan dengan probabilitasnya. dengan berasumsi bahwa konverter ideal, lebar tiap undak kode adalah identik dan karenanya memiliki probabilitas sama. Untuk kasus ideal : 
__ 
N2 = (q2 / 12) 

Misalkan suatu masukan F(t) berbentuk sinusoida dengan amplitudo A sehingga: 
F(t) = A sin w t 
yang memiliki nilai rerata kuadrat F2(t), di mana 
 
 

adalah daya sinyal. Karenanya, perbandingan sinyal terhadap derau (signal to noise ratio, SNR) adalah : 

 

Karena 

q = 1 LSB = (2A/2n) = A/(2n-1) 

maka 

 

Persamaan di atas memberikan nilai ideal untuk konverter n-bit dan menunjukkan bahwa setiap tambahan resolusi 1 bit akan memperbaiki SNR sebesar 6 dB. 

Spesifikasi Elektris Konverter Data

Selain spesifikasi yang berkaitan dengan karakteristik internal sistem konversi data yang dijelaskan di atas, beberapa spesifikasi yang merujuk pada karakteristik elektris peranti juga mempengaruhi kinerja peranti konverter data. Berikut ini di bahas beberapa di antaranya. 

Waktu Penetapan (settling time) 

    Waktu penetapan adalah waktu yang diperlukan DAC untuk mencapai nilai akhir sesudah terjadi perubahan kode digital masukan. Spesifikasi untuk waktu penetapan ini biasanya dicantumkan bersama dengan laju slew (slew rate).

Slew Rate

    Slew rate merupakan keterbatasan yang melekat (inherent) pada penguat keluaran yang ada pada DAC yang membatasi laju perubahan tegangan keluaran sesudah terjadi perubahan kode digital masukan. Besaran slew rate dinyatakan dalam satuan volt/m s, dan pada umumnya bernilai antara 0,2 sampai beberapa ratus V/m s.

Koefisien Temperatur

    Aus atau usangnya komponen pembentuk peranti konversi data karena umur akan menghasilkan atau memperparah beberapa jenis kesalahan (galat) pada temperatur operasi yang berubah-ubah. Galat offset dapat berubah akibat koefisien temperatur penguat dan komparator. Kesalahan dapat juga terjadi karena bergesernya tegangan rujukan atau berubahnya nilai resistor tangga (akibat panas). Pada dasarnya, hampir semua kesalahan, kecuali resolusi dan galat kuantisasi, terpengaruh oleh koefisien temperatur komponen dalam konverter data.

Overshoot dan Glitch

    Overshoot dan glitch muncul pada saat terjadi perubahan kode digital masukan pada DAC. Glitch adalah lonjakan tegangan sangat singkat (sehingga berbentuk seperti paku) yang terjadi akibat ketakserempakan pensaklaran tiap-tiap bit. Jika masukan DAC berubah dari 01111 menjadi 10000, misalnya, maka 4 buah saklar pada DAC membuka dan sebuah saklar menutup. Jika kecepatan membuka/menutup tiap-tiap saklar tidak sama maka terdapat saat sangat singkat di mana keluaran menunjukkan nilai tak-sebenarnya baru kemudian mencapai kondisi mapan (settle). Glitch seperti ini dapat diredam pada tegangan keluaran DAC karena penguat keluaran umumnya tidak dapat mengikuti laju perubahan yang sangat cepat. Penguat keluaran menghasilkan overshoot atau ayunan tegangan yang dapat diminimalkan tetapi tidak dapat dihilangkan sama sekali.

Kemelesetan Jangka Panjang

    Dalam jangka panjang, akibat usia komponen terutama resistor dan semikonduktor, karakteristik peranti konverter data menjadi berubah. Karakteristik peranti yang paling terpengaruh adalah linieritas dan galat offset.

Laju Konversi Data

    Laju konversi data adalah kecepatan ADC atau DAC melakukan konversi data berulang. Hal ini dipengaruhi oleh waktu tunda perambatan pada rangkaian pencacah, tangga saklar dan komparator, tangga RC dan waktu penetapan penguat, serta laju slew penguat dan kompartor. Laju konversi didefinisikan sebagai jumlah konversi per detik atau dapat juga dinyatakan sebagai waktu konversi, yakni lamanya waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan satu proses konversi (termasuk efek waktu penetapan).

Laju Detak

    Laju detak dispesifikasikan sebagai laju pulsa minimum dan maksimum yang harus dipasang pada peranti konverter data. Terdapat hubungan tetap antara laju konversi minimum dengan laju detak, tergantung pada tipe dan akurasi konverter. Semua yang mempengaruhi laju konversi dari suatu ADC membatasi laju detak.

Daftar Pustaka

  • Burr-Brown. 1994. Principles of Data Acquisition and Conversion. Burr-Brown Application Handbook. USA: Burr-Brown Corporation
  • Burr-Brown. 1994. What Designers Should Know About Data Converter Drift. Burr-Brown Application Handbook. USA: Burr-Brown Corporation
  • Hogenboom, P. tanpa tahun. Data Sheet Book 3. Catatan aplikasi. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.
  • Texas Instruments. 1995. Understanding Data Converters (SLAA013.pdf). Infonavigator CD-ROM July 1997. Canada: Texas Instruments. q
  • oleh: 
    Hari Wibawanto 
    Dosen Pendidikan Teknik Elektro IKIP Semarang 
    Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229 
     

    | Sajian Utama | Sajian Khusus |
    | KOMUNIKASI | ENERGI |

    Please send comments, suggestions, and criticisms about ELEKTRO INDONESIA.
    Click here to send me email.
    | Halaman Muka |  
    © 1996-1999 ELEKTRO Online.
    All Rights Reserved.